Kotaagung (Lampost.co) — Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Tanggamus. Kedatangannya itu dalam rangka ekspor perdana pisang mas dan pengembangan model integrasi budidaya pisang dan ternak sapi, di Pekon Sumbermulyo, Kecamatan Sumberejo, Kamis, 30 September 2021.
Kunjungan diawali di lokasi ternak penggemukan sapi dan menyerahkan bantuan 10 ekor sapi, untuk mendukung pengembangan model integrasi budi daya ternak sapi.
Selanjutnya Wamen dan rombongan mengunjungi lokasi pisang mas dan melakukan pelepasan ekspor pisang mas yang dikirim ke Singapura.
Bupati Tanggamus, Dewi Handajani, mengatakan Tanggamus memiliki banyak komoditas perkebunan, pertanian dan ternak yang sangat potensial untuk dikembangkan, termasuk penghasil kopi dan lada terbesar di Lampung.
Sektor peternakan juga merupakan komoditas unggulan di Tanggamus, diantaranya sapi potong 6.429 ekor, kambing 186.226 ekor dan domba 7.875 ekor.
“Kami juga membudidayakan kambing unggulan Tanggamus yaitu kambing saburai sebagai peranakan kambing boer dan etawa,” imbuh Bupati.
Untuk budidaya pisang mas, Koperasi Tani Hijau Makmur merupakan 1 dari 82 koperasi aktif di Tanggamus.
“Dengan jumlah anggota sebanyak 862 petani, memproduksi jenis pisang mas, rajabulu, barangan dan cavendish yang bermitra dengan PT. Great Giant
Pineapple. Dengan total areal lahan produksi saat ini hektare,” terang Bupati.
Dia berharap, Kementerian dan Pemprov Lampung, dapat menambah program dan melaksanakan program yang belum dilakukan di Tanggamus.
Wamen Harvick Hasnul Qolbi mengatakan dalam masa pandemi Covid 19, pemerintah melakukan program stimulasi kegiatan petani, serta meningkatkan kinerja peraturan dan regulasi yang sederhana.
“Kementerian Pertanian utamanya mempunyai program untuk petani dan peternak supaya lebih maju,” ujar Wamen.
Menurut dia, pengembangan hortikultura berorientasi ekspor merupakan salah satu program prioritas yang dikoordinasikan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, untuk meningkatkan produksi, kualitas, dan kontinuitas produk hortikultura.
Hal itu melalui pengembangan kawasan sentra produksi komoditas unggulan daerah yang diarahkan untuk peningkatan ekspor dan substitusi impor melalui kerjasama kemitraan antara petani dan pelaku usaha.
“Saat ini program berjalan dengan baik dan ke depan semakin baik lagi untuk petani,” tandasnya.