Jakarta (Lampost.co): Sebanyak 49 calon menteri yang dipanggil Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, mendapat penilaian belum memenuhi kriteria zaken kabinet. Zaken kabinet merupakan kabinet yang terisi oleh menteri dari kalangan profesional.
“Sebagian nama-nama yang dapat panggilan dari Prabowo masih jauh dari kriteria zaken kabinet. Sebagian dari nama-nama itu justru mementahkan keinginan membentuk zaken kabinet,” kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga kepada Medcom.id, Selasa, 15 Oktober 2024.
Jamiluddin mengatakan zaken tidak mempersoalkan banyaknya jumlah menteri dalam kabinet. Zaken kabinet bergantung pada penunjukan kualitas menteri, bukan kuantitasnya.
“Jadi, Prabowo tampaknya bukan ingin mewujudkan zaken kabinet. Prabowo justru ingin melaksanakan politik akomodatif,” ujar Jamiluddin.
Dengan politik akomodatif, kata dia, Prabowo berupaya merangkul berbagai elite yang mencerminkan kekuatan sosial, budaya, dan politik di masyarakat. Jamiluddin mengatakan politik akomodatif itu garis politik yang menjadi sikap Prabowo.
“Sebagai mantan tentara, ia memang ingin stabilitas politik yang kondusif,” katanya.
Sebanyak 49 tokoh datang ke kediaman Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Senin, 14 Oktober 2024. Prabowo menyebut para tokoh yang mendapat panggilan merupakan para calon menteri dan calon wakil menteri.
Ketua Umum Partai Gerindra itu menerangkan proses penentuan jabatan menteri sudah berjalan lama. Ia mengaku sebelumnya telah mengadakan pemantauan diskusi. Kemudian, para tokoh itu memberi kepastian bersedia membantu Prabowo sebelum dapat undangan ke Kertanegara.
“Sebetulnya hari ini hanya mengonfirmasi. Saya konfirmasi, saya yakinkan mereka bersedia atau tidak bantu saya di bidang yang saya tawarkan kepada mereka. Alhamdulillah semuanya menyatakan sanggup,” ungkap Menteri Pertahanan itu di kediamannya, Senin malam, 14 Oktober 2024.