Jakarta (Lampost.co)— Mayoritas sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, kekurangan siswa pada tahun ajaran baru 2024/2025. Tercatat dari 543 SDN yang tersebar di 22 kecamatan di Boyolali, sekitar 75 persen di antaranya kekurangan murid.
“Hanya sekitar 25 persen SDN yang bisa memenuhi rombel. Setiap kelas itu maksimal 28 anak. Hal itu hanya bisa tercapai di beberapa sekolah saja,” ujar Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Setyawan, di Boyolali, Rabu, 24 Juli 2024.
Menurutnya, kekurangan siswa di sekolah-sekolah tersebut bervariatif. Di mana sekolah hanya menerima puluhan hingga belasan siswa baru. Ia mengatakan, sampai saat ini belum ada rencana regrouping. Namin pihaknya terus mengusulkan terkait itu.
Rektor Unila dan Wali Kota Lakukan Penyerahan Beasiswa PMPAP kepada Warga
“Di setiap kecamatan pasti ada sekolah favorit yang bisa memenuhi (maksimal rombel). Namun sekolah-sekolah yang lain masih di bawah 20 siswa, ada yang 23 siswa. Jadi yang maksimal hanya ada beberapa sekolah. Lainnya masih di bawah pada sekitaran 20. Upaya regrouping sebenarnya dulu pernah kami ajukan untuk efisiensi,” bebernya.
Namun rencana regrouping tersebut terkendala jarak dengan sekolah terdekat. Pasalnya, mayoritas SDN di Kabupaten Boyolali berada di setiap desa.
“Kami mapping, siswa yang kurang mampu berapa, kami ajukan ke Pak Bupati. Tapi karena sifatnya pelayanan pada masyarakat nanti kalau sampai di-regrouping SD-nya hanya satu-satunya di desa itu terus pada sekolah di mana. Justru itu akan memberatkan masyarakat. Berapapun siswanya tetap kita memberikan pelayanan,” ungkapnya.