Yogyakarta (Lampost.co) — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terdapat 77 gempa bumi susulan yang terjadi di Gunung Kidul, Yogyakarta.
Jumlah itu dari monitoring sejak awal gempa berkekuatan magnitudo 5,5 pada pukul 19.57.42 WIB, Senin, 26 Agustus 2024 hingga pukul 07.00 WIB, Selasa, 27 Agustus 2024.
“Gempa Gunungkidul M5,5 terdapat 77 kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Kekuatan gempa susulan lebih kecil dari yang pertama. Terbesar M4,0 dan terkecil M2,3,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
BACA JUGA: Mengenal Gempa Megathrust yang Bisa Memicu Tsunami
Gempa bumi itu berdampak dan terasa di daerah Sleman, Yogyakarta, Kulonprogo dan Bantul dengan skala intensitas III-IV MMI.
Sementara di daerah Karangkates, Malang, Pacitan, Nganjuk, Trenggalek, Madiun, Kediri, Blitar, Cilacap, Banyumas, Solo, Surakarta dan Klaten memiliki skala intensitas II-III MMI. “Gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” ujarnya.
Dia meminta masyarakat tetap tenang, tidak panik, dan terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat dapat mengetahui informasi terkini dan terpercaya dari sumber resmi BMKG.
Untuk menghindari dampak gempa, masyarakat bisa menghindari bangunan retak atau rusak. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan terhadap guncangan gempa.
“Masyarakat perlu periksa tidak ada kerusakan akibat gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” kata dia.