Jakarta (Lampost.co)— Jaminan ketersediaan stok kebutuhan pokok harus sejalan dengan stabilitas harga untuk meredam kekhawatiran masyarakat.
“Pasca-pemilu khususnya sepekan terakhir, harga kebutuhan pokok melonjak. Lonjakan harga itu seringkali berkaitan dengan lonjakan permintaan dan kurangnya ketersediaan pangan buntut dampak El Nino di sejumlah daerah,” kata Wakil Ketua MPR RI, Rabu (6/3).
Meskipun pemerintah telah menjamin ketersediaan kebutuhan pokok, lonjakan harga bahan pokok masih terjadi di sejumlah daerah di tanah air.
Bahkan, fenomena panic buying sempat terjadi di sejumlah daerah, karena masyarakat khawatir kehabisan pasokan beras.
“Kenaikan harga menjelang Ramadan dan Lebaran selalu berulang seperti sebuah siklus,”ujar Ririe.
Ririe menilai para pemangku kepentingan harus konsisten mengkaji berbagai faktor terkait penyebab kenaikan harga-harga bahan pokok di tanah air, agar segera menghadirkan solusi.
Ia mengajak semua pihak untuk berperan secara aktif dalam mengatasi fenomena kenaikan harga bahan pokok yang terjadi sehingga mampu meredam kekhawatiran masyarakat.
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, Kementerian Perdagangan RI, Bambang Wisnubroto mengungkapkan dalam memantau kenaikan harga sejumlah kebutuhan bahan pokok, pihaknya bersama sejumlah kementerian dan lembaga terkait secara rutin melakukan pertemuan setiap Senin dalam rangka mengendalikan inflasi.
“Koordinasi dengan sejumlah kementerian dan lembaga dalam upaya mengendalikan harga bahan pokok. Tahun ini relatif lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,”ujar Bambang.
Menurutnya, tahun ini harus diwaspadai harga beras, minyak goreng curah, daging ayam dan telur ayam ras.
Minyak Goreng
Terkait harga minyak goreng,pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan sekitar 24 produsen minyak goreng.
Pihaknya menegaskan bahwa HET minyak goreng tetap Rp14.000 per kilogram. Ia membantah akan terjadi kenaikan HET.
“Kenaikan HET minyak goreng membuat sejumlah pengecer minyak goreng menahan pasokan,”imbuh Bambang.
Ia juga mencatat kenaikan harga sejumlah bahan pokok menjelang Ramadan dan Lebaran sekitar 27,25%.
Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik, Perum Bulog, Epi Sulandari mengungkapkan untuk memperkuat stok beras pihaknya mengupayakan pengadaan dari dalam negeri dan luar negeri.
Menurut Epi, stok beras Bulog saat ini tercatat 1,17 juta ton. Dalam upaya mengurangi demand, tambah Epi, pihaknya sudah ikut menyalurkan bahan pangan ke sekitar 22 juta kepala keluarga yang membutuhkan.
Diakui Epi, distribusi beras pada dua bulan terakhir jumlahnya lebih dari dua kali jumlah pasokan bulan-bulan sebelumnya.
Menurut Epi, pada Februari 2024, Bulog menyalurkan 212 ribu ton beras dan pada Maret 2024 ditargetkan untuk menyalurkan 250 ribu ton beras.
Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, Badan Pangan Nasional, I Gusti Ketut Astawa mengungkapkan stok beras cukup menjelang Ramadan.