Jakarta (Lampost.co)— Kebijakan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Kuota Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) 2024 berubah hal itu disampaikan Ketua Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2024 Ganefri.
Menurutnya penurunan penerimaan siswa angkatan Kurikulum Merdeka pada Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) adalah informasi yang idak benar.
“Tidak menurun,” kata Ganefri, Jumat, 19 April 2024.
Ganefri menyebut ada kebijakan dari sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang memperluas akses jumlah SMA yang keterima. Sehingga, seolah penerimaan dari sekolah tertentu tampak lebih sedikit.
Selain itu, penerimaan seolah menurun lantaran kuota SNBP di beberapa PTN. Ia menyebut sejumlah PTN menurunkan kuota penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SNBP.
“Di lain sisi ada juga beberapa PTN yang keterima dari Sekolah Penggerak lebih banyak dari pada yang keterima tahun yang lalu,” tutur dia.
Evaluasi pelaksanaan SNBP 2024
Sebelumnya, Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menemukan jumlah siswa yang keterima dalam jalur SNBP 2024 menurun. Khususnya, siswa dari SMA Sekolah Penggerak Angkatan I yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka sejak 2021.
P2G menyebar angket ke 10 persen sekolah-sekolah penggerak yang telah menerapkan Kurikulum merdeka. Jumlah SMA Sekolah Penggerak Angkatan I yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka sejak 2021 sebanyak 381 SMA secara nasional.
Sebanyak 38 Sekolah Penggerak diminta mengisi angket sebagai evaluasi pelaksanaan SNBP 2024. Dari angket tersebut terdapatn fakta terjadi penurunan jumlah penerimaan siswa jalur SNBP 2024.
Kepala Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri, menjelaskan dalam pengumuman kelulusan SNBP pada 26 Maret 2024. Ada perguruan tinggi yang tidak meloloskan siswa yang mendaftar menggunakan rapor Kurikulum Merdeka. Hal itu berbeda jauh dengan sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013.
Jumlah siswa angkatan Kurikulum Merdeka yang keterima dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi 2024 menurun dari tahun-tahun sebelumnya.
“Berdasarkan hasil data angket yang kami jaring P2G secara online terhadap SMA yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka sejak 2021, ada 38 sekolah mengalami penurunan drastis dalam penerimaan PTN jalur SNBP,” kata Iman.
Iman menilai SNBP 2024 tidak adil bagi pengguna Kurikulum Merdeka untuk Sekolah Penggerak Angkatan I. Sebab, mengutamakan siswa dari sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013.
“Sekolah-sekolah Penggerak merasa mendapat diskriminasi, karena lulusan mereka tidak diperlakukan setara dengan sekolah-sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013,” ujar Iman. Namun, terjadi penurunan pada SNBP 2024, hanya 18 siswa yang lulus masuk PTN.
“Jadi, 38 Sekolah Penggerak mengalami tren penurunan yang sama,” ungkap Iman.