Jakarta (Lampost.co)–Presiden Prabowo mengutus Jokowi untuk mewakili Indonesia menghadiri acara pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan. Melansir dari Tempo, Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Virdika Rizky Utama, mengungkapkan pandangannya yang berbeda terkait penugasan Jokowi.
Menurutnya, pengiriman Presiden Jokowi ke Vatikan untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus adalah sebuah langkah yang menimbulkan kontroversi.
Virdika mengingatkan bahwa Jokowi pernah terdaftar dalam nominasi sebagai tokoh terkorupsi 2024 versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).
Meskipun hanya sebuah nominasi, Virdika menilai hal ini meninggalkan jejak dalam sejarah politik internasional dan bisa berdampak pada citra Indonesia di kancah global.
Ia juga menilai bahwa penugasan Jokowi sebagai utusan adalah sebuah kesalahan besar. Karena Indonesia mengirimkan seseorang terkai isu korupsi global ke acara dengan nilai moral yang sangat tinggi.
“Masalah ini bukan sekadar soal hukum, tetapi lebih kepada pesan politik yang ia sampaikan kepada dunia,” tegas Virdika pada Kamis, 24 April 2025.
Semangat Pembaruan
Paus Fransiskus meninggal sebagai pemimpin pembawa semangat pembaruan bagi Gereja Katolik. Ia berasal dari Argentina dan membawa pandangan progresif ke dalam lingkungan konservatif Vatikan.
CNN melaporkan bahwa Paus Fransiskus meninggal setelah mencetak sejarah penting sebagai Paus pertama dari luar Eropa dalam 1.300 tahun terakhir. Nama aslinya adalah Jorge Mario Bergoglio.
Lahir di Buenos Aires pada 17 Desember 1936, Paus Fransiskus meninggal dengan meninggalkan warisan besar. Ia tumbuh dalam keluarga keturunan Italia yang memegang nilai-nilai kekeluargaan dan religius yang kuat.
Paus Fransiskus meninggal setelah mengabdikan hidupnya dalam pelayanan. Ia sempat masuk seminari sebelum akhirnya bergabung dalam pelatihan sebagai Jesuit, ordo yang terkenal karena karya misionaris.