Sukabumi (Lampost.co): Puluhan nelayan terjebak di bekas dermaga pasir besi PT Sumber Baja Prima di Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sudah hampir sehari proses evakuasi para nelayan masih berlanjut karena terkendala gelombang tinggi.
Berdasarkan informasi, terjebaknya ke 75 nelayan itu akibat terjangan gelombang tinggi yang memutus jembatan terbuat dari bambu, pada Rabu, 16 Oktober 2024. Jembatan yang roboh diterjang gelombang tinggi merupakan satu-satunya akses.
Baca juga: Helikopter Dikerahkan Evakuasi Puluhan Nelayan Yang Terjebak di Bekas Dermaga Pasir Besi
Saat terjadi gelombang tinggi, empat orang di antara mereka terseret air. Satu orang berhasil petugas selamatkan. Namun tiga orang kabarnya masih hilang. Pada Kamis, 17 Oktober 2024, satu orang berhasil ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Proses penyelamatan dan evakuasi melibatkan Tim SAR gabungan dari berbagai elemen. Upaya penyelamatan juga mengerahkan satu unit helikopter milik Basarnas.
Kasat Kepolisian Perairan dan Udara, Polres Sukabumi Ajun Komisaris Tenda Sukendar mengatakan, berdasarkan laporan anggota di Pos Ujunggenteng, peristiwa itu terjadi pada Rabu (16/10) sekitar pukul 06.00 WIB. Saat kejadian, para nelayan tengah menangkap ikan di bekas dermaga.
Gelombang Tinggi
Namun tiba-tiba terjadi gelombang tinggi. Terjangannya menghempaskan jembatan yang terbuat dari bambu. Akibatnya, puluhan nelayan tak bisa kembali ke daratan. Mereka berada di dermaga.
“Akibat hantaman ombak besar, empat orang terjatuh ke laut. Satu orang dapat petugas selamatkan dan tiga orang belum petugas temukan. Kami juga masih berupaya mengevakuasi 71 orang nelayan yang terjebat di dermaga,” kata Tenda.
Semenjak tak lagi beroperasi, dermaga itu jadi tempat para nelayan mencari ikan. Kini, tim SAR gabungan tengah berupaya menyelamatkan puluhan nelayan. Hal itu agar bisa segera petugas lakukan evakuasi sekaligus mencari keberadaan dua orang nelayan lagi yang masih hilang.
Upaya penyelamatan dan evakuasi terkendala gelombang tinggi di kisaran masih 3-5 meter. Kondisi itu tak memungkinkan kapal bisa mendekat ke lokasi.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News