Oleh : Wandi Barboy
Wartawan Lampung Post
PEMIMPIN tertinggi umat Katolik sedunia Sri Paus Fransiskus berpulang sehari setelah perayaan Paskah 2025 pada Senin (21/4). Sosok inspirator dunia itu meninggalkan warisan berharga tidak hanya bagi umat Katolik, tapi juga umat beragama lainnya.
Di Indonesia, Paus Fransiskus meninggalkan kesan mendalam karena kehadirannya yang begitu sederhana dan bersahaja. Pemimpin 1,2 miliar umat Katolik global itu memuji semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila yang sangat khas dan menjadi karakteristik bangsa Indonesia. Saat perjalanan apostoliknya pada 3-6 September 2024 ia juga sempat berdialog dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar.
Salah satu agenda Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio asal Argentina itu adalah memimpin misa akbar di Kompleks Gelora Bung Karno pada 5 September 2024. Ia memakai nama kepausan Fransiskus karena terpengaruh dengan salah satu tokoh pembaharu Kristen pada awal abad 12 yakni Santo Fransiskus dari Asisi.
Dale T.Irvin dan Scott W. Sunquist pada buku berjudul Kekristenan : Gerakan Universal Sebuah Ulasan Sejarah Dari Kekristenan Bahari sampai tahun 1453 yang terbit pada 2004 menggambarkan sekilas sosok Fransiskus dari Asisi (Hlm.654-655). Maka, tidaklah mengherankan jika ia tidak segan dalam menyuarakan suara mereka yang terpinggirkan. Pausnya kaum papa.
Fransiskus dari Asisi (1182-1226) meninggalkan kumpulan karangan relatif kecil namun sarat makna sebagai warisannya. Kebanyakan tulisannya berupa madah dan doa yang memberi bentuk ungkapan terhadap wawasan-wawasan kerohaniannya. Aturan Fransiskus memang bersangga pada kemiskinan sukarela, namun diakarkan pada kekayaan karunia Allah di dalam peristiwa inkarnasi. Citra Kristus yang tersalib dan misteri salib secara istimewa mengesankannya di dalam kontemplasi dan tulisan rohaninya.
Salah satu cerita kenangan yang kerap bertaut dengan Fransiskus ialah tradisi bagaimana pada salah satu hari raya Natal ia merancang sebuah latar kandang untuk mendramatisir kelahiran Kristus bagi para pengikutnya, sebuah praktik yang selanjutnya menjadi salah satu simbol budaya paling lestari dari masa Natal itu.
Madah Fransiskus
Selain itu, karya-karya Fransiskus juga memantulkan cita rasa tinggi mengenai kehadiran dan kuat kuasa Roh Kudus. Fransiskus menemukan di dalam ciptaan suatu cita rasa yang intensif akan kekudusan dan persekutuan. Salah satu madahnya yang paling terkenal, “Gita Sang Matahari”, memberi bentuk ungkapan terhadap spiritualitasnya, yang merayakan kehadiran Allah melalui segenap ciptaan:
Terpujilah Engkau, Tuhanku dengan sekalian makhluk-Mu,
Terutama tuanku saudara Surya,
dia itu siang dan melalui dia
Engkau memberi kami terang..
Terpujilah Engkau, Tuhanku,
melalui saudari Bulan dan Bintang-Bintang,
di langit Engkau mengatur mereka,
benderang dan mulia serta elok
Paus Fransiskus telah memberikan teladan bagi kita yang terus berjalan dalam perantauan di dunia. Entah mengapa, saya terkenang dengan memento mori, ungkapan Latin yang telah terserap ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang artinya, ingat hari kematianmu.
Paus Fransiskus seorang yang sungguh-sungguh menjalankan ajaran Yesus Kristus. Ia adalah pengikut Kristus sejati. Hal itu sebagaimana tertera dalam injil Lukas 5: 31-32. Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa, supaya mereka bertobat.” Seperti Yesus, kehadiran Fransiskus begitu kentara untuk mereka yang papa dan terpinggirkan. Adios, Paus Fransiskus…