Bandar Lampung (Lampost.co) — Para ilmuwan melakukan simulasi dan eksperimen terhadap tumbuhan yang berpotensi bisa bertahan hidup di Mars. Eksperimen itu berlangsung di dua lokasi ekstrem yang menyerupai kondisi Mars, yaitu The Mars Desert Research Station, Utah, Amerika Serikat (AS), dan Nunavut, Kanada.
Mengutip dari Science Tech Daily, Jumat, 8 November 2024, proyek bernama “Mars 160” itu berjalan pada 2016 dan 2017. Penelitian itu untuk menyelidiki kemampuan organisme yang dapat beradaptasi di lingkungan mirip Mars.
Dalam eksperimen tersebut, para peneliti mengkaji dan mendokumentasikan keanekaragaman mikroorganisme. Terutama lumut kerak sebagai bagian dari simulasi kehidupan di Planet Merah.
Hasil penelitian itu terbit dalam jurnal Check List pada 8 Oktober 2024. Hal itu memberikan wawasan penting mengenai kemampuan bertahan hidup organisme dalam kondisi ekstrem.
Hasil penelitian menunjukkan lumut kerak, atau lichen menjadi salah satu organisme paling berpotensi bertahan hidup di Mars. Para ilmuwan mengenakan pakaian antariksa untuk meneliti berbagai habitat mikro di kedua stasiun penelitian tersebut dalam lingkungan simulasi.
Mereka mengumpulkan lebih dari 150 spesimen lumut dari berbagai habitat yang dianalisis di Herbarium Nasional Kanada, Museum Alam Kanada. Dari hasil identifikasi itu terdapat 35 spesies lumut di The Mars Desert Research Station dan 13 spesies di The Flashline Mars Arctic Research Station.
Lumut kerak itu dapat tumbuh dan menyebar di area simulasi yang menyerupai kondisi Mars. Beberapa foto menunjukkan lumut kerak mampu hidup subur di padang pasir yang gersang. Hal itu memperlihatkan potensi mereka sebagai bagian dari ekosistem hidup yang bisa berkembang di Mars.
Apa Itu Lumut Kerak?
Lumut kerak, atau “lichen” dalam bahasa Inggris, adalah organisme yang terdiri dari simbiosis antara jamur, alga, atau sianobakteri. Hal itu bukan organisme tunggal, melainkan bentuk kolaborasi simbiosis stabil yang memungkinkan mereka bertahan dalam kondisi ekstrem.
Terdapat sekitar 15.000 spesies lumut kerak yang tersebar di seluruh dunia dari lingkungan tropis hingga kawasan kutub yang keras, sesuai Britannica. Mereka dapat tumbuh pada berbagai permukaan, seperti kulit pohon, bebatuan, dan kerak tanah biologis.
Menurut British Lichen Society, lumut kerak juga berperan penting bagi manusia, baik sebagai sumber pangan, bahan obat-obatan, dan pewarna alami. Di lingkungan kutub utara, lumut kerak menyediakan makanan bagi rusa kutub dan memainkan peran penting dalam ekosistem.
Temuan itu makin memperkuat potensi adanya kehidupan di Planet Mars, terutama dari organisme yang mampu bertahan di lingkungan keras dan rendah oksigen.
Kemampuannya beradaptasi pada kondisi ekstrem di Bumi bisa membuat lumut kerak menjadi kandidat kuat yang memberikan panduan bagi ilmuwan lebih memahami kehidupan di planet lain.
Penelitian itu memberikan harapan baru bagi eksplorasi astrobiologi dan pemahaman tentang kelangsungan hidup organisme di Mars.
Organisme seperti lumut kerak, yang memiliki toleransi tinggi terhadap kondisi ekstrem bisa menjadi dasar bagi eksperimen lanjutan tentang potensi pemanfaatan mikroorganisme di luar angkasa.