Jakarta (Lampost.co)—Pebulu tangkis tunggal putra Denmark, Anders Antonsen, akhirnya merengkuh gelar juara Indonesia Open setelah bermain pada final ketiganya di turnamen itu sepanjang kariernya.
Poin penting:
- Tunggal putra Denmark, Anders Antonsen, akhirnya merengkuh gelar juara Indonesia Open
- Ini merupakan final ketiganya di Indonesia Open sepanjang kariernya
- Di final, Antonsen mengandaskan perlawanan tunggal Taiwan, Tien Chen Chou
Antonsen menembus babak final Indonesia Open pada 2019, 2024, dan 2025. Namun baru kali ini, tunggal putra Denmark tersebut merengkuh gelar juara Indonesia Open.
“Saya sudah cukup terbiasa bermain di tempat yang ramai dan penuh semangat seperti ini, tapi yang membuat pengalaman di Istora berbeda adalah bagaimana penontonnya begitu antusias dan berisik, dalam arti positif,” kata Antonsen dalam konferensi pers selepas pertandingan di Istora Senayan Jakarta, Minggu (8/6/2025).
Baca juga: Liu Sheng Shu/Tan Ning Gondol Gelar Ganda Putri Indonesia Open 2025
“Itu membuat pertandingan sangat hidup, meskipun di sisi lain juga cukup menantang karena Anda harus tetap fokus di tengah suasana yang begitu riuh,” ujarnya.
Pada babak final, pebulu tangkis peringkat ketiga dunia itu mengandaskan perlawanan tunggal Taiwan, Tien Chen Chou, dua gim langsung 22-20, 21-14.
Menurut Antonsen, bermain di Istora Senayan merupakan tempat yang sangat spesial. Sebab, sepanjang kariernya ia telah mencatatkan tujuh kali final pada Indonesia Masters dan Indonesia Open.
Baru pada tahun ini rasa penasaran Antonsen terbayar lunas setelah mampu menjuarai turnamen BWF Super 1000 yang berlangsung di Indonesia ini.
“Setiap saya datang ke sini, saya selalu menikmati setiap harinya. Ini benar-benar tempat yang spesial,” ujar Antonsen.
Pebulu tangkis berusia 28 tahun itu mengaku sangat tertekan dengan atmosfer yang ada di Istora Senayan. Namun ketenangannya menjadi kunci dalam permainan kali ini.
Terlebih Antonsen mampu mengamankan set pertama sesuai dengan rencananya sebelum pertandingan. Meski dia harus melewati drama panjang menghadapi keuletan Tien Chen Chou.
“Saya pikir mengamankan gim pertama itu sangat penting untuk hasil akhir pertandingan ini. Kalau saya kalah di gim pertama, segalanya bisa berubah,” ujar Antonsen.