Bandar Lampung (Lampost.co) — Lampung dan Banten semakin serius menjajaki peluang menjadi tuan rumah PON 2032. Komitmen ini menguat setelah KONI Banten melakukan kunjungan resmi ke KONI Lampung pada 12 November 2025 untuk memantapkan kerja sama dan menyusun strategi bersama.
Poin Penting:
-
Lampung dan Banten resmi menjajaki koalisi tuan rumah PON 2032.
-
Pemprov Lampung menginstruksikan percepatan persiapan lintas OPD.
-
Kolaborasi terinspirasi dari model dua tuan rumah PON 2024.
Ketua Umum KONI Lampung, Taufik Hidayat, menegaskan kedua provinsi telah menyerahkan dokumen pendaftaran sebagai bukti kesungguhan. Selain itu, ia menilai langkah awal ini bukan seremoni, tetapi gerak nyata memulai perjuangan Lampung–Banten menuju PON 2032.
“Ini langkah konkret mewujudkan niat bersama menjadi tuan rumah PON 2032,” kata Taufik, Kamis, 13 November 2025.
Baca juga: KONI Pusat Beri Persyaratan Bila Lampung Ingin jadi Tuan Rumah PON 2032
Pemprov Instruksikan Persiapan Menyeluruh
Menurut Taufik, KONI Lampung sudah berkoordinasi dengan Sekprov Lampung Marindo Kurniawan. Melalui koordinasi itu, Pemerintah Provinsi Lampung meminta seluruh perangkat daerah aktif mempersiapkan dokumen, mendukung proses pendaftaran, dan melakukan sosialisasi ke masyarakat.
Ia juga menegaskan Lampung ingin memastikan masyarakat ikut memiliki agenda besar ini. “Lampung siap. Kami ingin masyarakat merasa memiliki dan menjadi bagian dari perjuangan ini,” ujarnya.
Belajar dari Sukses PON Aceh–Sumut 2024
Taufik menjelaskan kolaborasi Lampung–Banten terinspirasi dari keberhasilan PON 2024 di Aceh dan Sumatera Utara. Karena itu, kedua provinsi percaya model dua tuan rumah mampu menghadirkan pemerataan infrastruktur olahraga secara lebih adil.
Selain itu, kerja sama tersebut membuka peluang percepatan pembangunan venue di wilayah yang belum terfasilitasi optimal. Oleh karena itu, Lampung dan Banten sepakat memperkuat koordinasi sejak dini agar persiapan tidak berhenti di atas kertas.
“Kami sudah satu semangat, satu tekad, satu tujuan: membuktikan kerja sama antarprovinsi bisa menjadi model baru penyelenggaraan olahraga nasional,” kata Taufik.
Kolaborasi Lebih Kuat daripada Kompetisi
Wakil Ketua KONI Banten, Ajat Sudrajat, menambahkan koalisi Lampung–Banten lahir dari semangat berbagi peluang, bukan persaingan. Menurutnya, kedua wilayah memiliki kekuatan yang saling melengkapi untuk mewujudkan PON 2032 yang inklusif.
Ia menjelaskan Banten memiliki beberapa venue layak untuk berbagai cabang olahraga. Sementara itu, Lampung terkenal dengan basis atlet yang kuat dan dukungan masyarakat yang besar. Harapannya kolaborasi tersebut menciptakan penyelenggaraan PON 2032 yang merata, efisien, dan berdampak besar bagi masyarakat.
“PON 2032 bukan hanya milik Banten atau Lampung. Kami ingin momentum ini dinikmati masyarakat seluruh Indonesia,” kata Ajat.
Matangkan Logo, Tagline, dan Pembagian Venue
Kini, kedua provinsi sedang mematangkan konsep logo, tagline, serta pembagian cabang olahraga. Selain itu, mereka memperkuat tim teknis untuk memastikan kesiapan administrasi dan kesiapan lapangan berjalan beriringan.
Karena itu, Lampung dan Banten menargetkan seluruh dokumen pendukung rampung sebelum uji kelayakan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat. Keduanya juga terus membangun komunikasi publik agar dukungan masyarakat menguat.








