Bandar Lampung (Lampost.co) — Dirilis pada 30 Agustus 2024 sebagai game dunia terbuka pertama dalam semesta Star Wars, Star Wars Outlaws awalnya digadang-gadang jadi lompatan besar bagi Ubisoft. Namun, hanya dalam waktu beberapa minggu, euforia itu berubah menjadi rasa frustrasi. Ubisoft mengakui bahwa penjualan Outlaws berada “jauh di bawah ekspektasi”. Diperkirakan hanya sekitar 1 juta kopi terjual pada bulan pertama — angka yang sangat kecil untuk standar game AAA dengan lisensi Star Wars.
Poin Penting:
- Kenapa lisensi Star Wars gagal kali ini?
- Apa yang sebenarnya membuat gamer kecewa berat?
- Ubisoft salah strategi atau salah menyalahkan?
Daniel Kerven dari J.P. Morgan menurunkan proyeksi penjualan game ini sebanyak 2 juta unit, sementara saham Ubisoft sempat turun ke level terendah sejak 2015. Situasi ini mengindikasikan bahwa Outlaws bukan hanya kurang laku — tapi benar-benar dianggap gagal secara komersial.
Pernyataan Kontroversial: “Waralaba Star Wars Sedang Lesu”
Dalam pertemuan dengan investor pada Juli 2025, CEO Ubisoft Yves Guillemot melontarkan pernyataan yang menghebohkan:
“Waralaba Star Wars berada di perairan yang keruh (in choppy waters), dan popularitasnya menurun.”
Pernyataan ini sontak memicu kritik tajam dari komunitas gamer dan penggemar Star Wars. Banyak yang menilai bahwa Guillemot mencoba melempar tanggung jawab kepada lisensi, alih-alih mengevaluasi kesalahan internal Ubisoft sendiri.
IGN dan Insider Gaming mencatat bahwa ini bukan kali pertama Ubisoft menyalahkan faktor eksternal atas kegagalan proyek ambisius mereka.
Apa yang Salah dari Star Wars Outlaws?
Dari lima sumber yang ditelaah, sejumlah penyebab utama kegagalan game ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kurangnya Daya Tarik Gameplay
Game ini menjanjikan dunia terbuka dan peran anti-hero sebagai Kay Vess. Namun, dalam praktiknya, banyak pemain menyebut gameplay-nya sebagai repetitif dan generik, terlalu mirip dengan game Ubisoft lainnya seperti Far Cry dan Assassin’s Creed.
“Misi sampingan sensasinya sama seperti check-list Ubisoft lainnya.” – Gamebrott
2. Masalah Teknis Saat Peluncuran
Bug, error, frame rate tidak stabil, dan bahkan crash membuat pengalaman bermain terganggu. Versi PC terutama mendapat sorotan negatif. Meski Ubisoft menjanjikan update, kerusakan reputasi sudah terlanjur terjadi.
3. Model Bisnis yang Tidak Populer
Harga edisi premium yang mencapai $130, dan konten eksklusif seperti misi Jabba’s Gambit yang dikunci di balik paywall, menambah kemarahan publik. Banyak gamer merasa bahwa mereka membeli game setengah jadi dan dipaksa membayar lebih untuk pengalaman penuh.
4. Narasi yang Tidak Menyentuh Esensi Star Wars
Outlaws menjauh dari tema klasik Jedi vs Sith, lightsaber, atau Force. Fokus pada dunia kriminal dan sindikat seperti Crimson Dawn memang segar, tapi tidak cukup mewakili identitas Star Wars di mata banyak penggemar.
Reaksi Komunitas dan Industri
Kritik atas komentar CEO Ubisoft meluas di media sosial dan komunitas gaming. Banyak yang membandingkan Outlaws dengan The Mandalorian, yang juga tidak menghadirkan lightsaber atau Jedi, tapi berhasil memikat hati fans. Artinya, masalah bukan pada brand Star Wars, melainkan pada cara Ubisoft mengeksekusi narasi dan gameplay.
“The Mandalorian sukses tanpa Jedi. Ubisoft tidak punya alasan menyalahkan brand.” – komentar Reddit
Langkah Perbaikan: Apakah Terlambat?
Ubisoft mengklaim telah “memobilisasi penuh” tim pengembang untuk memperbaiki Outlaws, termasuk rencana porting ke Steam yang rencananya pada 21 November 2024. Namun, hingga pertengahan 2025, versi Steam belum rilis, atau setidaknya tidak mendapat sorotan berarti.
Patch perbaikan dan pembaruan berkala memang diluncurkan, tapi belum cukup untuk mengembalikan kepercayaan pasar. Konten tambahan melalui season pass juga belum mampu menyelamatkan Outlaws dari cap “gagal”.
Pelajaran Besar dari Galaksi Jauh
Kegagalan Star Wars Outlaws menyampaikan tiga pesan penting:
Lisensi besar bukan jaminan sukses jika eksekusi lemah.
Ekspektasi gamer modern terhadap kualitas dan value for money sangat tinggi.
Industri tidak mentolerir peluncuran game yang belum siap.
Ubisoft masih bisa belajar — sebagaimana Cyberpunk 2077 membuktikan bahwa game yang “mati suri” pun bisa bangkit… jika mendapat perhatian dan pembaruan serius.
Penutup: Masih Ada Harapan?
Outlaws memiliki elemen bagus: visual yang memukau, akting suara yang kuat, dan potensi narasi yang luas. Tapi untuk bangkit, Ubisoft perlu lebih dari sekadar patch — mereka harus menyadari bahwa alasan kegagalan tidak terletak pada lisensi, melainkan pada strategi, kualitas, dan pemahaman mereka terhadap komunitas pemain.
Star Wars masih hidup. Tapi untuk Ubisoft, waktunya merenung — bukan menyalahkan galaksi.