Bandar Lampung (Lampost.co) — Harga PlayStation 5 kembali jadi sorotan. Bukan dari kalangan gamer saja, melainkan juga dari penerbit game besar sekelas Capcom. Presiden Capcom, Haruhiro Tsujimoto, menyebut biaya kepemilikan PS5 saat ini menjadi penghalang besar bagi banyak pemain untuk menikmati game baru.
Biaya yang Membengkak
Menurut perhitungan Capcom, konsumen harus menyiapkan sekitar 100.000 yen atau setara Rp10 juta lebih untuk benar-benar bisa memainkan game di PS5. Angka ini sudah termasuk konsol, aksesori, langganan PlayStation Plus, dan tentu saja pembelian game terbaru seperti Monster Hunter Wilds.
Kondisi ini membuat sebagian pemain justru kembali memilih judul lama seperti Monster Hunter World atau Monster Hunter Rise yang kini dijual murah, bahkan di bawah Rp150 ribu.
Fenomena “PS5 Barrier”
Capcom menilai tingginya biaya masuk ke platform PS5 menciptakan fenomena yang mereka sebut “PS5 barrier.” Dampaknya, meski Monster Hunter Wilds sempat menorehkan penjualan awal 10 juta kopi, angka tersebut kemudian melambat drastis.
Konsumen muda, terutama pelajar dan mahasiswa, disebut menjadi kelompok paling terdampak karena daya beli yang terbatas.
Tantangan Industri Game
Pernyataan Capcom ini menyoroti tantangan lebih luas di industri game: semakin mahalnya biaya untuk menikmati generasi konsol terbaru. Situasi ini bisa membuat publisher sulit mencapai target penjualan, meski kualitas game sudah sangat tinggi.
Langkah Antisipasi
Sebagai respon, Capcom mempertimbangkan lebih agresif dalam pemberian diskon, serta memperluas distribusi ke platform lain seperti Xbox Series X|S dan PC. Dengan begitu, gamer memiliki lebih banyak pilihan untuk mengakses judul-judul baru tanpa harus terbebani harga konsol yang tinggi.
Kesimpulan
Komentar Capcom mengingatkan bahwa keberhasilan industri game tak hanya ditentukan oleh kualitas permainan, tetapi juga aksesibilitas. Selama harga PS5 tetap tinggi, publisher harus memutar strategi agar game mereka tetap bisa menjangkau khalayak luas.