Jakarta (Lampost.co) — Sebuah studi terbaru dari Yong Loo Lin School of Medicine dan National University of Singapore (NUS Medicine) di Singapura menemukan fakta bahwa, mengonsumsi banyak buah bisa menangkal gejala depresi di masa tua.
Medical Daily melaporkan, dalam penelitian yang melibatkan 13.738 peserta selama 20 tahun, para peneliti menyelidiki peran pola makan, terutama buah-buahan dan sayuran dalam menentukan risiko terjadinya depresi.
Penelitian tersebut berfokus pada 14 buah-buahan yang biasa orang makan seperti jeruk, jeruk keprok, pisang, pepaya, semangka, apel, dan melon madu serta 25 sayuran berbeda.
Baca Juga:
Ini 4 Manfaat Makan Buah Pisang Sebelum Tidur
Usai menindaklanjuti partisipan dari usia paruh baya hingga lansia, peneliti menemukan bahwa individu yang mengonsumsi buah-buahan dalam jumlah lebih banyak di awal kehidupannya, memiliki risiko lebih rendah mengalami gejala depresi seiring bertambahnya usia.
Melalui penelitian yang terpublikasikan dalam “Journal of Nutrition, Health, and Aging”, konsumsi sayuran tidak menunjukkan hubungan serupa dengan berkurangnya gejala depresi.
Peneliti utama dari NUS Medicine, Prof. Koh Woon Puay mengatakan, peserta yang tergabung dalam penelitian dan mengonsumsi setidaknya tiga porsi buah sehari, sebesar 21 persen mengalami pengurangan risiko terkena depresi dari pada mereka yang memakan buah kurang dari satu porsi sehari.
“Oleh karena itu, kami tidak melihat adanya perbedaan dalam hasil kami antara buah-buahan dengan indeks glikemik tinggi dan rendah, bagi penderita diabetes. Mereka dapat memilih buah-buahan dengan indeks glikemik rendah yang tidak akan meningkatkan gula darah sebanyak buah-buahan dengan indeks glikemik tinggi,” ujar Prof. Puay.
Efek Perlindungan
Hasil lain yang mereka temukan adalah adanya hubungan antara efek perlindungan terhadap depresi dengan tingginya tingkat antioksidan dan mikronutrien anti-inflamasi yang terdapat dalam buah-buahan seperti vitamin C, karotenoid, dan flavonoid.
Senyawa ini bekerja sama untuk mengurangi stres oksidatif dan menghambat proses inflamasi dalam tubuh; faktor-faktor yang dapat memengaruhi perkembangan depresi.
Berdasarkan temuan tersebut, para peneliti merekomendasikan untuk mendorong konsumsi buah-buahan pada pertengahan masa dewasa biasanya usia 40 hingga 65 tahun. Hal ini untuk mendapatkan manfaat kesehatan mental jangka panjang hingga setelah usia 65 tahun.
Para peneliti juga menjelaskan, bahwa depresi di usia tua akan lebih umum terjadi dengan gejala berupa berkurangnya perasaan senang, berpikir lebih lambat, kurang tidur, nafsu makan, dan konsentrasi menurun serta mudah lelah.
Kondisi ini sering kali akibat perubahan neurodegeneratif di otak yang berhubungan dengan penuaan.
Anda juga dapat referensi berita atau artikel terkait kesehatan lainnya dengan membaca di website idibanjar.org