Jakarta (Lampost.co) — Amerika Serikat (AS) jadi negara yang paling getol membantu Israel dalam perang di Gaza setahun terakhir. Negeri Paman Sam telah memasok Israel sedikitnya USD17,9 miliar (setara Rp281,9 triliun) dalam bentuk bantuan militer sejak perangnya di Gaza dimulai pada 7 Oktober tahun lalu.
Jumlah bantuan militer ini dikutip menurut laporan untuk proyek Biaya Perang Universitas Brown. Laporan ini dirilis pada peringatan serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan.
Dalam laporan tersebut mengatakan, pengeluaran tersebut mencakup USD4 miliar untuk mengisi kembali sistem pertahanan rudal Iron Dome dan David’s Sling milik Israel, serta uang tunai untuk senjata dan bahan bakar jet. “Laporan tersebut menyatakan bahwa dana tambahan sebesar USD4,86 miliar di berikan untuk operasi militer AS di Timur Tengah selama jangka waktu tersebut,” lapor Al Jazeera, Selasa, 8 Oktober 2024.
Baca juga: Israel Serang Masjid dan Sekolah Gaza, 24 Orang Meregang Nyawa
Angka ini, kata Al Jazeera, mencakup biaya yang terkait dengan kampanye militer AS untuk meredakan serangan Houthi di Laut Merah dan Teluk Aden. Menurut kelompok yang bermarkas di Yaman tersebut, serangan tersebut sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Gaza.
Perhitungan tersebut oleh Linda J Bilmes, seorang profesor di Sekolah Pemerintahan John F Kennedy Harvard. Ia menilai biaya perang AS sejak serangan 11 September, bersama dengan peneliti William D Hartung dan Stephen Semler.
Setahun Perang Gaza
Sudah setahun perang Gaza terjadi dengan lebih dari 42 ribu warga tewas akibat perang tersebut. Sebanyak 70 persen korban tewas adalah anak-anak dan perempuan. Perang juga menyebabkan ratusan tentara Israel tewas.
Saat ini perang meluas hingga ke Lebanon dan sekitarnya. Sementara, Gaza terus di bombardir hingga jutaan warganya mengungsi.
Bantuan kemanusiaan yang datang pun tak memadai karena pihak Israel “menahannya”. Korban tewas juga termasuk para pekerja bantuan dan jurnalis.
Belum ada tanda-tanda perang akan berakhir. Padahal Mahkamah Internasional (ICJ) sudah menyatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersalah.
Israel dan sekutunya seakan tutup mata pada penderitaan warga Palestina, termasuk Gaza dan Tepi Barat. Bahkan berani menerobos hukum internasional.