Bandar Lampung (Lampost.co) — Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung segera menyelesaikan perbaikan saluran irigasi gantung di Kecamatan Rawa Jitu Selatan Tulangbawang.
Kepala BBWS Mesuji Sekampung Roy Panagom Pardede mengatakan saluran irigasi gantung pembangunannya mulai Desember 2020 hingga saat ini dalam masa pemeliharaan.
la menyampaikan panjang saluran ini sekitar 94 km dengan total anggaran kurang lebih Rp97 miliar. Namun dalam proses pengerjaan hingga selesai dibangun terdapat beberapa kendala seperti kondisi lokasi dan lainnya.
Baca juga: Pengaturan Irigasi Air Musim Tanam Tahun Ini Dipetakan
“Kita temui banyak permasalahan, awal pada masa covid, dan karena lokasi berada di lahan pesawahan jadi menyesuaikan kondisi tanam. Itu yang menyebabkan pengerjaan pembangunan irigasi agak lama, tapi akhirnya bisa selesai dan adanya kebocoran kita upayakan perbaikan,” kata Roy, Selasa 11 Juni 2024.
Menurutnya saluran irigasi tersebut dapat mengatasi persoalan air bagi petani ketika musik kemarau. Sebanyak 3100 ha lahan di tiga desa yaitu Desa Wono Agung (Tuba), Desa Bandar Anom (Mesuji) dan Desa Bumiratu (Tuba).
“Tujuan dari adanya irigasi ini kami ingin memudahkan petani yang sebelumnya menggunakan saluran tersier itu masyarakat harus memompa dua sampai tiga kali sampai masuk ke lahan. Dan ini memakan biaya cukup banyak, maka kita upayakan seminggu kedepan. Saluran gantung ini bisa masyarakat optimalkan,” ucapnya.
Sementara, Direktur Irigasi dan Rawa, Kementerian PUPR, Ismail Widadi yang hadir melihat langsung kondisi saluran irigasi gantung sebut memang terjadi kebocoran di beberapa titik.
Kebocoran
“Ada kebocoran pada saluran ini meski berfungsi, saluran gantung sepanjang 94 km tentu pasti ada kebocoran, tapi persentasenya tidak besar. Dan perbaikan sudah BBWS kelarkan sekitar 50 persen, semoga cepat selesai sesuai dengan harapan warga agar bisa bermanfaat,” kata Ismail.
Kepala Kampung Bumi Ratu Abdul Malik mengatakan pihaknya mewakili masyarakat agar secepatnya manfaat adanya saluran irigasi gantung itu bisa segera di asakan. Warga pun akan turut membantu jalannya pemeliharaan saluran tersebut.
“Kita selalu berjuang bagaimana bangunan itu selesai karena kerap alami kebocoran. Kami tetap apresiasi bagaimana petani merasakan manfaatnya, karena separuh kelebihan dan kekurangan air,” kata Abdul Malik.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT