Bandar Lampung (Lampost.co) — Karangan bunga menjadi alternatif masyarakat sebagai pengganti ucapan selamat atau merayakan kebahagiaan orang terdekat.
Hadiah itu tidak hanya berbentuk papan, tetapi bisa bunga rangkai yang kini banyak masyarakat gandrungi, khususnya di kalangan mahasiswa.
Hal tersebut yang dijalani Woro Eka Despriyanti, warga Jalan Purnawirawan II, Gunung Terang, Langkapura, Bandar Lampung. Perempuan muda itu membuka usaha karangan bungan dalam empat tahun terakhir nama Mimosa Florist.
BACA JUGA: Jual Bunga di Lampung Makin Marak, Bisa Berdampak ke Masyarakat
Bisnis itu dengan bantuan dua pegawai. “Saya mulai 2020 dan sempat hampir berhenti karena pandemi covid-19. Tapi, Alhamdulilah bisa jalan terus sampai sekarang,” kata Eka, Jumat, 9 Agustus 2024.
Ririe, sapaannya, mengatakan bisnisnya itu dengan memanfaatkan bunga asli. Dia merangkai berbagai jenis bunga dengan beragam warna sehingga menjadi rangkaian yang indah dalam pandangan.
Stok bunga itu tidak sulit karena saat ini makin banyak penyuplai bunga di Lampung. “Kalau untuk harian dan stok banyak. Sekarang suplier di Lampung gak sulit,” ujar pemilik Mimosa Florist itu.
Namun, ia juga masih sering membeli bunga dari luar Lampung, seperti dari Jawa Barat. Untuk stok bunga dari luar Lampung itu biasanya saat ada kegiatan yang berpotensi meningkatkan penjualan, seperti acara wisuda.
“Kalau ada acara gitu pesan dari Bandung sekali banyak. Jadi ongkirnya juga sekalian dan harga bunganya lebih murah,” kata dia.
Selain itu, pembelian bahan dari luar Lampung juga karena permintaan jenis bunga dari konsumen. Jika begitu, konsumen pun harus rela menunggu lebih lama.
“Kalau yang ready pesan bisa H-1, tapi kalo request dan bunganya beli di luar Lampung harus H-7 pesannya. Biasanya bunga yang enggak ada itu, seperti kastea, daisy, dan anggrek,” kata dia.
Tantangan Usaha Bunga
Menurutnya, menjalani bisnis tersebut tidak terlalu berat tantangannya. Namun, dia dan pegawainya harus rutin mengganti dan memastikan kebutuhan air untuk stok bunga.
Sebab, jika air tidak sesuai kebutuhan akan membuat bunga bisa layu atau busuk. “Kalau stok bunga rangkai kami letakkan ember atau baskom berisi air dan gantinya rutin bisa bertahan sampai 7 hari,” katanya.