Bandar Lampung (Lampost.co) — Realisasi investasi di Lampung sepanjang 2024 mencapai Rp9,66 triliun atau 74,54% dari target Rp12,96 triliun. Investasi itu menyerap 6.497 tenaga kerja dengan jumlah proyek sebanyak 3.740 unit.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Lampung, Mulyadi Irsan, mengatakan capaian investasi tersebut tetap memberikan dampak positif meski belum memenuhi target. Ia menekankan pentingnya menyiapkan strategi penguatan sektor unggulan agar Lampung semakin kompetitif.
“Realisasi investasi 2024 mencapai Rp9,66 triliun atau 74,54% dari target. Dari capaian itu, tenaga kerja yang terserap 6.497 orang dan jumlah proyek sebanyak 3.740,” ujarnya.
Capaian investasi Lampung dalam lima tahun terakhir berfluktuasi. Pada 2020 dan 2021 melampaui target, masing-masing Rp14,29 triliun dan Rp13,05 triliun, tetapi pada 2022 hingga 2024 realisasi berada di bawah target.
Pola investasi juga menunjukkan dominasi penanaman modal dalam negeri (PMDN). Pada 2024, PMDN mencapai Rp7,21 triliun, sedangkan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp2,44 triliun.
Mulyadi menjelaskan, sektor industri makanan masih menjadi penyumbang terbesar investasi Lampung. Selain itu, kontribusi signifikan juga datang dari sektor listrik, gas, air, perdagangan, hingga pertambangan.
“Sektor industri makanan tetap menjadi yang terbesar baik dari PMA maupun PMDN. Untuk PMDN juga tertopang sektor listrik, gas, dan air dengan nilai Rp1,21 triliun,” kata dia.
Sementara itu, Singapura menjadi negara dengan investasi terbesar di Lampung pada 2024 dengan nilai Rp1,64 triliun. Negara lainnya yang turut menanamkan modal adalah Inggris, Australia, Jepang, dan Belgia.
Pemprov Lampung optimistis realisasi investasi dapat terus meningkat pada tahun berikutnya. Pemerintah daerah menyiapkan langkah untuk memperkuat iklim investasi. Termasuk mendorong proyek strategis di sektor energi terbarukan, pariwisata, dan hilirisasi pangan.