Jakarta (lampost.co)–Salah satu sosok asing di Danatara ialah Jefffey D Sachs. Sosok begawan ekonomi Amerika Serikat itu menarik dan mampu menggugah selera pasar terhadap Danantara.
Jefffey D Sachs masuk jajaran Dewan Penasihat Danantara. “Jeffrey Sachs itu adalah figur yang sangat kritis. Ia di Amerika Serikat itu sangat kritis terhadap pemerintahan Amerika Serikat,” kata ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi, Senin, 24 Maret 2025.
Penulis buku The End of Poverty tahun 2004-2005, yang merupakan hasil dari penelitiannya di negara-negara Afrika, menjadi nilai plus Jeffrey.
Munculnya Jeffrey Sachs itu, sambung Faisal, juga menunjukkan keseriusan pemerintah terhadap Danantara dan besarnya potensi dari Danatara. Ia bahkan menilai rentetan nama yang menjadi pengurus Danantara cukup menjanjikan.
“Deretan sosok pengurus Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara dapat meredam keriuhan pasar,” ujarnya. Menurutnya, banyak sosok yang mumpuni dan memiliki kemampuan yang cukup baik di bidangnya masing-masing.
Danatara Beroperasi
Hal itu dapat menjadi landasan yang cukup baik agar BPI Danantara bisa beroperasi seperti yang diharapkan oleh pemerintah. “Dengan figur-figur yang sudah muncul ini, saya rasa sedikit banyak sudah menjadi landasan yang baik buat Danantara,” ujarnya.
Hal itu menurutnya tecermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali menghijau di sesi kedua perdagangan hari ini setelah sempat merosot ke zona merah pada sesi satu.
Dengan kata lain, kegelisahan dan kekhawatiran pasar mengenai Danantara dapat teredam, meski pergerakan IHSG tidak hanya terpengaruh isu lembaga anyar tersebut.
“Jadi saya lihat ini orang-orang mahal. Orang-orang yang sudah tidak perlu membuktikan apa-apa lagi karena di market juga sudah lama dan juga sudah berpengalaman,” tuturnya.