Bandar Lampung (Lampost.co) – Tren spot fotografi di Stadion Pahoman semakin diminati kalangan muda. Kini, banyak fotografer freelance memanfaatkan hobi memotret aktivitas olahraga sebagai peluang penghasilan tambahan, terutama melalui aplikasi Fotoyu yang populer di kalangan pehobi olahraga.
Septian, salah satu fotografer di Stadion Pahoman, menilai profesi ini cukup menjanjikan meski bersifat lepas. “Saya sudah lima tahun jadi fotografer spot. Enaknya kerja ini santai karena freelance, tinggal menunggu yang booking. Tapi kalau lagi tidak ada job, ya di rumah saja,” ujarnya, Jumat, 7 November 2025.
Ia menambahkan, awalnya menekuni fotografi secara otodidak dari meminjam kamera teman hingga kini menjadi pekerjaan utama. “Dulu cuma iseng belajar memotret orang main bola, lama-lama bisa, dan akhirnya jadi pekerjaan utama,” katanya.
Terkait isu privasi, Septian mengakui ada pro dan kontra. “Yang setuju biasanya pelari yang senang momennya diabadikan. Tapi yang tidak setuju karena privasi. Di Fotoyu sebenarnya tidak disebar luas, cuma dijual kalau ada yang mau beli. Kalau tidak ada, ya tidak diunggah,” jelasnya.
Alvin, fotografer lain di lokasi yang sama, mulai terjun ke spot fotografi sejak 2020 saat pandemi Covid-19. “Saya awalnya fotografer wedding dan model, tapi sejak 2020 menambah spot fotografi karena suka olahraga juga,” ujarnya.
Fotografer Olahraga
Menurut Alvin, menjadi fotografer olahraga menawarkan tantangan sekaligus keseruan tersendiri. “Enaknya bisa berinteraksi dengan banyak orang, tapi kalau tidak ada acara, ya jenuh juga. Pendapatannya cukup untuk hidup, tidak bikin kaya tapi lumayan,” katanya. Semua hasil foto diunggah lewat Fotoyu, dan jika ada pelari yang tidak berkenan, foto akan dihapus.
Sementara itu, Riski, fotografer yang baru lima bulan menekuni bidang ini, mengatakan pekerjaan ini membutuhkan ketelitian. “Sulitnya saat ada permintaan hapus objek lain di sekitar pelanggan karena di stadion ramai. Tapi ini juga peluang karena banyak orang ingin dokumentasi larinya,” ujarnya.
Riski menambahkan, profesi ini bermula dari hobi hingga menjadi sumber penghasilan. “Awalnya hobi, lalu karena tren Fotoyu dan kebutuhan dokumentasi meningkat, saya fokus di sini. Soal privasi, kami tetap menghormati masyarakat dan tidak berniat menyalahgunakan foto,” pungkasnya.








