Bandar Lampung (Lampost.co)–Cuaca gerah belakangan ini memang paling asyik minuman dingin dan menyegarkan seperti es dan kroninya. Namun, jaga kondisi tubuh agar tidak drop alias rentan terserang penyakit termasuk flu.
Apalagi saat liburan lebaran ini kita berkumpul dengan banyak orang saat bersilaturahmi. Kondisi tubuh yang rentan akan mudah ditembus oleh virus dan bakteri. Apalagi sekarang flu Singapura sedang mengintai.
Flu Singapura adalah salah satu penyakit infeksi sangat menular. Gangguan ini kerap berjuluk penyakit tangan, kaki, dan mulut (HMFD).
Anak-anak paling berisiko mengalami penyakit ini, terutama anak yang lebih kecil atau bahkan balita. Meski jarang, penyakit ini bisa juga terjadi pada orang dewasa.
Baca Juga: Banyak Menjangkit Anak-Anak
Flu Singapura ini dapat menimbulkan tanda berupa lepuhan atau luka pada mulut serta ruam di tangan dan kaki.Terkadang luka-luka tersebut juga muncul di siku tangan, bokong, lutut, dan lipat paha.
Saat terjadi, gejala yang timbul umumnya ringan sehingga dapat hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Hingga kini belum ada obat yang dapat mengatasi penyakit flu ini. Selain itu juga tidak ada vaksin yang ampuh untuk mencegahnya.
Maka dari itu, anak yang mengidap penyakit ini perlu mendapatkan perawatan di rumah agar lebih cepat untuk pulih dan dapat kembali beraktivitas.
Penyebab Flu Singapura
Penyakit flu Singapura ini umumnya disebabkan oleh strain coxsackievirus dan yang paling sering adalah jenis A16.
Coxsackievirus adalah bagian dari kelompok virus enterovirus. Virus ini dapat menyebar dengan mudah dari satu orang ke orang lain.
Virus jenis ini menyebar ke jaringan di mulut, sekitar amandel, dan masuk ke dalam sistem pencernaan. Hingga pada akhirnya akan menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Namun, sebelum menyerang ke organ vital di dalam tubuh, sistem kekebalan akan berusaha mengendalikannya.
Flu Singapura bisa menyebar lewat berbagai cara dari pengidapnya ke orang lain. Misalnya melalui:
Cairan dari hidung maupun tenggorokan yang keluar saat bersin.
Air liur atau ludah yang terlempar ke udara saat batuk.
Cairan yang berasal dari luka melepuh.
Permukaan benda yang sudah terkontaminasi oleh kotoran (tinja) pengidap.
Penyakit ini juga rentan terjadi pada penitipan anak. Hal ini karena anak-anak ini rutin mengganti popok dan melakukan toilet training.
Saat hal tersebut dilakukan, mungkin saja anak memasukkan tangan ke dalam mulut. Bahkan setelah anak sembuh, virus masih berada di dalam tubuh selama beberapa minggu. Artinya masih bisa menulari orang lain.
Sementara itu, penularan infeksi flu singapura dapat terjadi selama beberapa hari pertama seseorang terinfeksi, biasanya sebelum ruam muncul. Lepuh dapat mengering dalam waktu sekitar 10 hari.
Saat lepuh mengering, orang yang terinfeksi cenderung tidak akan menyebarkannya lagi ke orang lain. Namun, virus dapat terus hidup di dalam tinja selama berminggu-minggu setelah ruam hilang.
Faktor Risiko
Usia menjadi faktor risiko. Anak-anak usia di bawah usia 10 tahun dan bahkan lebih banyak kasus terjadi pada anak di bawah 5 tahun sangat rentan.
Anak-anak di pusat penitipan lebih rentan terinfeksi karena penyebarannya melalui kontak dari satu orang ke orang lainnya. Namun, seiring usia bertambah kekebalan terhadap penyakit juga bertambah baik.
Antibodi terbentuk setelah terpapar virus yang menyebabkan penyakit tersebut. Meski begitu, remaja dan orang dewasa tetap memiliki kemungkinan untuk terserang penyakit ini.
Gejala Flu Singapura
Saat seseorang mengidap flu Singapura, terutama anak-anak, maka tubuhnya dapat menimbulkan beberapa gejala. Seperti demam tinggi, sakit tenggorokan, nafsu makan menurun, sakit perut, luka lepuhan pada lidah, gusi, dan bagian dalam pipi berwarna merah.
Luka yang berkembang di bagian belakang mulut dan tenggorokan mungkin menunjukkan penyakit virus herpangina dengan ciri demam tinggi secara tiba-tiba dan kejang.
Masa inkubasi dari infeksi awal sampai gejala muncul adalah 3-6 hari.
Diagnosis
Diagnosis pada flu Singapura dapat dilakukan dengan mengamati gejalanya.
Dokter biasanya tidak membutuhkan pemeriksaan tertentu untuk memastikan seseorang mengidap penyakit flu ini atau tidak.
Namun, dokter mungkin melakukan pemeriksaan darah atau swab tenggorokan agar penyebab dari gangguan ini benar karena flu Singapura.
Pengobatan
Virus flu ini dapat menghalaunya dengan menjaga kebersihan diri dengan baik. Kebersihan diri yang buruk memberikan peluang virus untuk menginfeksi tubuh.
Sering melakukan kegiatan atau bekerja di tempat umum. Kontak atau berada di tengah-tengah banyak orang dalam waktu lama, bisa meningkatkan risiko terserang virus ini. Jadi menjaga kebersihan diri amat penting.
Karena penyebabnya adalah virus, jadi tidak perlu mengonsumsi antibiotik untuk meredakannya.
Penanganan yang bisa dilakukan di rumah dengan mengonsumsi obat penurun demam yang sesuai atau menurut rujukan dokter.
Beristirahat secukupnya dan berikan banyak minuman dingin untuk mengurangi rasa sakit pada tenggorokan.
Hindari makanan atau minuman asam dan pedas, sebab bisa membuat luka di mulut menjadi perih.