Jakarta (Lampost.co) – Penyanyi internasional asal Indonesia, Anggun C Sasmi, akhirnya angkat bicara terkait tuduhan yang menyebut dirinya sebagai pendukung Israel.
Melalui unggahan di akun Instagram resminya pada Minggu (23/2/2025). Anggun membantah keras klaim tersebut dan menjelaskan bahwa narasi yang beredar merupakan manipulasi terhadap unggahan lamanya di media sosial.
Dalam pernyataannya, pelantun lagu Snow On The Sahara itu menegaskan bahwa beberapa unggahannya di Twitter (sekarang X) pada tahun 2015 dan 2016 telah mengedit serta mensalahartikan. Kemudian, seolah-olah mendukung Israel.
Padahal, saat itu ia hanya memberikan komentar tentang ajang musik Eurovision Song Contest, yang memang di ikuti oleh berbagai negara, termasuk Israel.
“Ada akun sosmed yang mencemarkan nama baik saya dan menuduh saya sebagai pendukung Zionisme,” tulis Anggun dalam klarifikasinya.
Tidak Pernah Mendukung Kebijakan Politik Israel
Lebih lanjut, Anggun menjelaskan bahwa komentarnya di media sosial saat itu murni membahas kontes musik. Tanpa ada kaitannya dengan dukungan terhadap politik Israel. Menurutnya, unggahan tersebut muncul ketika ia sedang melakukan live tweet selama acara berlangsung. Yang mana merupakan hal biasa bagi seorang publik figur yang aktif di media sosial.
“Mereka memperlihatkan dua posting dari akun X saya di tahun 2015 dan 2016. Di mana saya berkomentar lewat live tweet tentang Eurovision Song Contest,” lanjutnya.
Sebagai seorang artis yang telah lama berkarier di kancah internasional, Anggun sangat memahami pentingnya menjaga netralitas dalam berbagai isu global.
Ia pun menegaskan bahwa selama ini ia selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan tidak pernah mendukung langkah politik Israel terhadap Palestina.
Langkah Hukum untuk Menindak Penyebar Hoaks
Kesal dengan tindakan oknum yang menyebarkan berita palsu tersebut, Anggun pun tidak tinggal diam. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan tim hukumnya dan siap membawa kasus ini ke jalur hukum. Sesuai dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang berlaku di Indonesia.
“Manipulasi fakta dan pencemaran nama baik ini akan melaporkan berdasarkan UU ITE lewat anggota hukum,” tegasnya.
Tuduhan terhadap Anggun bermula setelah cuitan lamanya kembali mencuat di media sosial, salah satunya berbunyi: “On aime les basket Gold #Israel #EurovisionFR.”
Beberapa pihak menafsirkan unggahan ini sebagai bentuk dukungan terhadap Israel, padahal konteks aslinya adalah apresiasi terhadap ajang Eurovision.
Setelah klarifikasi ini disampaikan, banyak penggemar dan masyarakat yang memberikan dukungan kepada Anggun. Mereka menyatakan keprihatinan terhadap praktik penyebaran informasi yang tidak benar serta menyerukan agar masyarakat lebih teliti dalam menyaring berita yang beredar di media sosial.
Sebagai seorang musisi yang telah mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia, Anggun tetap berkomitmen untuk terus menginspirasi banyak orang melalui karya-karyanya.
Ia juga berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi.
Dengan langkah hukum yang ia tempuh, Anggun berharap agar pelaku penyebar hoaks ini bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya, sekaligus menjadi efek jera bagi pihak lain yang mencoba mencemarkan nama baik seseorang demi kepentingan tertentu.