Jakarta (Lampost.co) – Rachel Vennya kembali terbuka soal kondisi kesehatan mentalnya. Ia berbagi pengalaman hidup setelah didiagnosis gangguan bipolar. Melalui sesi tanya jawab Instagram Story, Rachel menjawab dengan jujur. Ia menjelaskan dampak bipolar terhadap emosi dan kesehariannya.
Poin Penting
- Rachel Vennya mengidap gangguan bipolar
- Ia rutin minum obat dan kontrol dokter
- Bipolar memberi tantangan sekaligus energi besar
- Dukungan lingkungan sangat membantu prosesnya
Selebgram berusia 30 tahun itu menggambarkan bipolar sebagai dua sisi kehidupan.
“It’s a blessing yet a curse sih, aku tuh orangnya sangat-sangat ingat apa yang semua orang udah lakuin ke aku, yang baik maupun jahat, jadi aku gampang ke-trigger dan kesulut emosi yang meledak-ledak, itu kekuranganku yang aku juga gak suka,” cerita Rachel pada Sabtu (27/12/2025).
Meski begitu, Rachel melihat sisi positif dalam kondisi tersebut. Ia merasa bipolar memberinya energi besar saat fase tertentu. “Aku ngerasa mungkin ini yang bikin aku punya rezeki lebih, karena aku gak tau kalo aku capek,” tambahnya.
Soal pengobatan, Rachel Vennya tetap disiplin menjalani perawatan. Ia memastikan rutin minum obat dan kontrol ke dokter. “Aku masih on medication kok dan rutin kontrol dan minum obat, cuma emang ga sempet aja meditasi or psikolog soo yaa gitu hehe,” tulisnya.
Selain medis, dukungan lingkungan sangat berarti baginya. Rachel merasa bersyukur dikelilingi orang-orang yang memahami kondisinya. “Aku bersyukur punya lingkungan yang support aku dan mereka sadar aku lagi gila or enggak,” tuturnya.
Karena itu, Rachel memilih menjaga lingkaran pertemanan tetap kecil. Ia menyadari emosinya bisa sulit di kendalikan saat kambuh. “Mungkin itu juga kenapa aku selalu keep my circle small ya, karena aku tuh kalo lagi emosi bisa parah banget sebenernya aku malu,” ucapnya.
Di akhir ceritanya, Rachel menyemangati sesama penyintas bipolar. “Bismillah sesama penyintas sama sama berjuang ya kita,” tutupnya.







