Jakarta (Lampost.co) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan kesempatan bagi tahanan yang beragama Islam menjalankan ibadah salat Idulfitri (ied). Pelaksanaan itu serempak di Rumah Tahanan (Rutan) Pomdam Jaya Guntur.
“KPK fasilitasi pelaksanaannya di masjid Rutan cabang KPK pada Pomdam Jaya Guntur,” kata juru bicara bidang penindakan KPK Ali Fikri melalui keterangan tertulis, Rabu, 10 April 2024.
Kepala Bagian Pemberitaan KPK itu menjelaskan pihaknya turut memberikan fasilitas antarjemput bagi tahanan yang tidak mendekam di Rutan Pomdam Jaya Guntur. Tim pengamanan memantau ketat proses pemindahan mereka.
“Para tahanan akan menuju lokasi dengan menggunakan mobil tahanan berikut pengamanan ketat dari para petugas rutan yang pemberangkatannya sejak pukul 06.00 WIB,” ujar Ali.
Ustaz M Zakaria memimpin pelaksanaan salat ied untuk tahanan KPK. Setelah selesai melaksanakan ibadah, mereka menuju ke sel masing-masing.
“Sekitar pukul 07.30 WIB, para tahanan segera kembali ke rutan masing-masing,” kata Ali.
Usai melaksanakan ibadah salat ied, para tahanan akan menerima kunjungan dari keluarga. Tapi, pertemuan itu hanya boleh dua jam dari pukul 10.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB.
Keluarga tahanan juga boleh memberikan makanan. Hidangan harus lebih pagi yakni pukul 08.00 WIB sampai dengan 09.30 WIB.
Sebelumnya, Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Asep Guntur Rahayu menyampaikan ada ‘lurah’ atau kepala koordinator pungutan liar (pungli) dan pemerasan di rutan KPK. Lurah jadi-jadian itu memeras uang ke tahanan mulai dari Rp300 ribu sampai Rp20 juta.
Pungli dan pemerasan yang dilakukan oleh lurah jadi-jadian atau koordinator pungli dan kawan-kawannya itu dilakukan sejak tahun 2019. Koordinator pungli itu melakukan pemerasan kepada setiap tahanan yang baru masuk sel.