Bandar Lampung (Lampost.co) – Santri yatim piatu Pondok Pesantren Riyadhus Sholihin Bandar Lampung memberi bantuan Rp20 juta kepada warga korban kebakaran. Pemberian bantuan itu dalam rangka lebaran anak yatim piatu yang jatuh pada 10 Muharram.
Bantuan diberikan langsung Pimpinan Ponpes Riyadhus Sholihin, KH Ismail Zulkarnain, didampingi istri dan sejumlah perwakilan santri yatim piatu.
Santunan itu kepada korban kebakaran, Sri Wahyuni (50), warga Jalan RA Basyid, Gang Murni AS, RT 005, RW 007, Dusun 2A, Desa Fajar Baru, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, Rabu, 17 Juli 2024.
BACA JUGA: Tangis Haru Warnai Wisuda Santri Ponpes Riyadhus Sholihin
Santri yatim piatu juga memberikan bantuan perlengkapan rumah, seperti kasur spring bed, kursi, kipas angin, dan sejumlah kebutuhan pokok.
KH Ismail Zulkarnain mengatakan bantuan itu sebagai bentuk kepedulian para santri ponpes kepada warga yang tengah tertimpa musibah. Ponpes tersebut berniat membuka stereotip yang selama ini melekat, yakni yatim piatu sebagai penerima bantuan.
“Kami dapat kabar ada warga yang rumahnya kebakaran di Fajar Baru. Kebetulan hari ini momennya lebaran anak yatim, 10 Muharram. Untuk itu, kami ingin merubah konsep,” kata Ismail, usai menyerahkan bantuan.
Menurut dia, banyak orang beranggapan anak yatim piatu sebagai pihak yang mendapatkan santunan. Untuk itu, saat ini konsepnya berubah, yaitu yatim piatu yang memberi santunan kepada orang yang membutuhkan.
Dia menilai aksi tersebut bisa menginspirasi orang lain, khususnya masyarakat yang memiliki kecukupan ekonomi agar lebih peduli terhadap sesama. “Ini untuk menggerakkan orang-orang kaya dan dermawan untuk lebih peduli,” kata dia.
Penyerahan bantuan itu turut melibatkan kepala desa agar terkoordinir dengan baik. Terlebih, dirinya mengenal baik Kepala Desa Fajar Baru, karena sempat menimba ilmu di pondok pesantren bersama.
Kronologis Kebakaran
Korban kebakaran, Sri Wahyuni, menjelaskan bantuan santri Ponpes Riyadhus Sholihin itu akan berguna untuk keluarganya. Sebab, seluruh bagian rumah dan isinya hangus terbakar, sekitar pukul 12.30 WIB, Selasa, 16 Juli 2024
Dia mengatakan kebakaran itu terjadi saat sedang keluar rumah mencari anak-anaknya yang bermain ke sekitar sungai tidak jauh dari rumah. Namun, saat kembali ke rumah terlihat asap membumbung tinggi di atap rumahnya.
Api membakar seluruh bagian rumahnya. Sementara, suaminya, Yana, masih tertidur di dalam rumah. Beruntung, suaminya tersebut selamat dari kebakaran itu.
“Enggak ada barang yang selamat karena apinya cepat membesar. Semua terbakar sampai bapak (suami) hampir terbakar,” ujar dia.
Kebakaran itu termasuk melahap seluruh perlengkapan sekolah anak-anaknya, seperti tas, sepatu, dan buku. “Saya punya enam anak masih kecil-kecil. Tiga anak masih SD dan satu baru masuk SMP,” kata dia.