Bandar Lampung (Lampost.co)–Dosen Magister Bahasa Inggris Universitas Teknokrat Indonesia (
UTI) Akhyar Rido menjadi
guru besar pertama di kampus berjuluk Sang Juara. Pencapaian guru besar mencirikan bidang ilmu di universitas tersebut sudah masuk kategori unggul.
Akhyar Rido merupakan profesor dengan kepakaran Interaksi dan Pedagogi Kelas yang Kementerian Pendidikan Tinggi Sain dan Teknologi tetapkan. Melalui Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Nomor. 03760/E4/DT.04.01/JAD/2024, pada14 November 2024.
Pengukuhan pengangkatan guru besar UTI tersebut menghadirkan Kepala LLDikti Wilayah II Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, dan sejumlah guru besar dari Universitas Padjajaran serta Universitas Lampung. Hadir pula Hj. Hernaini, selaku Pembina Yayasan Pendidikan Teknokrat, serta keluarga Akhyar Rido. Seremoni tersebut juga disaksikan secara online oleh sejumlah guru besar dari Universiti Kebangsaan Malaysia, tempat Akhyar Rido menempuh pendidikan doctoral.
Baca Juga: Teknokrat Cetak Lulusan Profesional untuk Indonesia Emas
Dalam sambutannya, Prof. Iskhaq memuji pencapaian Akhyar Rido sebagai guru besar dalam usia yang relatif masih muda. Di LLDikti Wilayah II terdapat 55 orang guru besar, dengan jumlah professor yang aktif sebanyak 50 orang. “Pengukuhan itu bukan hanya penting bagi Teknokrat tetapi juga bagi LLDikti Wilayah II, menandai lahirnya ahli interaksi dan pedagogi kelas,” ujarnya.
Ia menjelaskan salah satu peran perguruan tinggi adalah ikut membangun peradaban bangsa. Dalam sejarahnya, Indonesia mengalami zaman keemasan saat adanya Kerjaan Sriwijaya, dan terdapat pusat pendidikan yang menjadi pusat pembangunan peradaban. “Karena itu, lahirnya guru besar ini adalah bagian dari upaya membangun peradaban,” ujarnya.
Tambah Guru Besar
Pada kesempatan itu, Rektor UTI Dr. H. M. Nasrullah Yusuf, membacakan naskah pengukuhan pengangkatan guru besar Prof Akhyar Rido, sebagai guru besar Teknokrat. Ia memotivasi agar guru besar jangan hanya menguasai ilmu tetapi juga memiliki kepemimpinan dan rasa empati kepada masyarakat. “Semoga dosen lainnya juga lekas menyelesaikan doktoral dan melanjutkan hingga guru besar,” kata dia.
Nasrullah menjelaskan pada tahun sepan pihaknya menarget akan kembali melahirkan tiga professor baru di bidang komputer dan bahasa. “Kami akan terus mendukung para dosen mencapai guru besar karena perguruan tinggi jangan hanya menjadi menara gading, tapi juga mencetak para ahli bagi masyarakat,” kata dia.
Saat orasi ilmiah, Akhyar menjelaskan bahwa interaksi adalah kunci dalam pembelajaran di kelas. “Dosen dan mahasiswa harus aktif berinteraksi agar pembelajaran menjadi efektif. Manfaatkan juga teknologi, sumber pembelajaran harus bisa terakes oleh mahasiswa,” ujarnya.
Selain orasi ilmiah, Akhyar Rido juga berkesempatan memberikan karangan bunga kepada sang bunda, Suhartati Roni, sebagai ungkapan cinta.