Tel Aviv (Lampost.co)—Kelompok sayap kanan Israel, yang menyerang konvoi bantuan ke Jalur Gaza, telah mengumpulkan lebih dari 200 ribu dolar AS atau sekitar Rp3,2 miliar. Pengumpulan dana melalui situs urun dana dari para donatur di Amerika Serikat dan Israel. Sumbangan ini mendapat pengurangan pajak, menurut laporan Associated Press dan situs investigasi Israel, Shomrim.
Melansir Middle East Eye, situs urun dana di Israel dan JGive yang beroperasi di AS dan Israel, menjadi saluran utama sumbangan itu.
Laporan menyebutkan insentif pengurangan pajak untuk sumbangan ini bertentangan dengan komitmen AS dan Israel. Komitmen itu berupa mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk Gaza tanpa hambatan.
Kelompok, Mother’s March mengumpulkan lebih dari 125 ribu dolar AS atau Rp2 miliar di Israel dan 13 ribu dolar AS atau Rp209 juta di JGive.
Sementara itu, kelompok lain, Tzav 9, mengumpulkan lebih dari 85 ribu dolar AS atau Rp1,3 miliar dari 1.500 donatur di kedua negara. Tzav 9 terkenal karena memblokir konvoi bantuan ke Gaza sejak Januari. Alasannya warga Palestina tidak boleh menerima bantuan sampai pembebasan sandera yang Hamas tahan sejak 7 Oktober 2023.
Tzav 9 juga bertanggung jawab atas pemblokiran pengiriman bantuan dari Yordania di Tepi Barat dan menggeledah truk-truk pengangkut bantuan. Pada Juni, AS menjatuhkan sanksi terhadap Tzav 9 dengan membekukan semua aset kelompok tersebut di bawah yurisdiksi AS. Dan melarang orang Amerika berurusan dengan mereka. JGive menyatakan pembekuan donasi kepada Tzav 9 sebelum pemberlakuan sanksi dan tidak ada pengiriman dana kepada kelompok tersebut.
Kelompok Lain
Meski demikian, kelompok lain yang tidak terkena sanksi juga memakai situs urun dana untuk mendukung pengepungan dan hukuman kolektif terhadap warga Palestina. Salah satunya kelompok sayap kanan Israel, Torat Lechima (dalam bahasa Ibrani berarti “doktrin perang”). Mereka terus menggalang dana atas nama Mother’s March di JGive di AS.
Organisasi hak asasi manusia menyatakan kelompok-kelompok ini menerima informasi dan dukungan diam-diam dari Pemerintah Israel untuk menghambat bantuan ke Gaza. B’tselem, organisasi hak asasi manusia Israel, melaporkan serangan pada Mei lalu terjadi di depan tentara Israel yang tidak melakukan intervensi. Hal itu bertentangan dengan langkah-langkah sementara dari Mahkamah Internasional yang memaksa Israel untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan. (Shofiy Nabilah)