Teheran (lampost.co)–Pada Jumat (13/6), serangan udara Israel terhadap fasilitas nuklir Iran di Isfahan menyebabkan kerusakan pada empat struktur penting, termasuk fasilitas konversi uranium dan pabrik pembuatan pelat bahan bakar. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyampaikan laporan tersebut pada Sabtu (14/6), menegaskan bahwa tidak ada peningkatan radiasi yang terdeteksi di luar lokasi serangan, dan tidak ada kebocoran radioaktif yang terjadi.
Serangan besar-besaran yang dilancarkan Israel melibatkan sekitar 200 pesawat tempur dan menargetkan program nuklir dan kemampuan rudal jarak jauh milik Iran. Insiden ini mengakibatkan tewasnya sejumlah pejabat militer senior dan ilmuwan nuklir Iran. Dalam reaksinya, Iran mengecam serangan ini sebagai tindakan agresi dan bersumpah untuk memberikan “hukuman berat”. Iran juga mendesak pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas serangan tersebut.
Dalam perkembangan terpisah, Menlu Iran, Abbas Araqchi, mengkritik kelanjutan perundingan tidak langsung antara Iran dan AS di tengah kebiadaban Israel. Dalam percakapan telepon dengan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri, Kaja Kallas, Araqchi menekankan bahwa kelanjutan negosiasi ini tidak benar.
Mengingat agresi yang terus-terusan oleh rezim Israel, yang ia anggap karena dukungan langsung AS. Araqchi menegaskan bahwa Iran berhak melakukan tindakan balasan untuk melindungi kedaulatan dan keamanannya.
DK PBB
Araqchi juga meminta agar Uni Eropa dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB bertanggung jawab untuk mengutuk agresi Israel. Serta menuntut pertanggungjawaban atas tindakan tersebut. Di sisi lain, Kaja Kallas menyatakan penyesalan dan kekhawatirannya atas ketegangan yang meningkat di kawasan tersebut.
EU siap mendukung upaya diplomatik di Dewan Keamanan PBB untuk meredakan ketegangan dan memulihkan perdamaian di Timur Tengah.
Serangan ini semakin memperburuk ketegangan internasional, dengan dampak signifikan terhadap hubungan diplomatik dan keamanan di kawasan Timur Tengah. Serta mempengaruhi hubungan Iran dengan negara-negara besar dunia.