Seoul (Lampost.co)—Korea Utara (Korut) pada Sabtu (24/8/2024) bersumpah meningkatkan kemampuan armada nuklirnya sebagai respons atas rencana Amerika Serikat (AS) merevisi strategi nuklirnya.
The New York Times pada awal pekan melaporkan Presiden AS Joe Biden menyetujui revisi “panduan penggunaan nuklir” pada Maret.
Revisi tersebut akan berfokus pada ancaman nuklir yang meningkat dari Tiongkok dan kemungkinan koordinasi nuklir oleh Korut, Tiongkok, dan Rusia.
Persetujuan Biden itu muncul di tengah ancaman nuklir dan rudal Korut yang terus meningkat, ekspansi armada nuklir Tiongkok, dan ancaman nuklir Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut mengatakan pemerintahnya akan terus meningkatkan kekuatan dalam segala bidang. Hal itu untuk menghadapi ancaman terhadap keamanan yang bisa timbul dari revisi strategi nuklir AS tersebut.
Dia mengatakan Korut akan terus membangun kekuatan nuklir untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan wilayahnya. Demikian menurut laporan kantor berita resmi Korut, KCNA.
Ancaman nuklir dari ketiga negara itu makin meningkat baru-baru ini. Rusia terus mempererat kerja sama strategis dengan Korut dan Tiongkok di tengah isolasi diplomatik kepada Moskwa akibat perang di Ukraina.
Rusia dan Korut menandatangani perjanjian “kemitraan strategis komprehensif” dalam pertemuan pemimpin kedua negara pada Juni 2024. Kemudian, Rusia dan Tiongkok juga telah meningkatkan kemitraan “tanpa batas”.
Di lain pihak, AS mengecam Tiongkok atas dukungan negara itu terhadap industri pertahanan Rusia.