Bandar Lampung (Lampost.co) — Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung mencatat sebanyak 6.423 bayi dengan usia di bawah lima tahun (Balita) terpapar Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sepanjang 2023.
Kepala Dinkes Lampung, Edwin Rusli menyebut hanya sebanyak 3.890 balita terinfeksi ISPA dari total kejadian kasus di Lampung yang telah memperoleh pengobatan.
“Penemuan kasus pneumonia khusus untuk balita terbilang rendah pada 2023, yaitu 22,34 persen. Sementara pengobatan untuk pneumonia pada balita sekitar 67,89 persen,” ujarnya, Kamis, 01 Februari 2024.
Beberapa faktor yang turut menjadi penyebab ISPA pada balita terkait dengan pemberian ASI ekslusif untuk bayi, berat badan lahir rendah, gizi tidak seimbang, dan polusi udara seperti asap rokok, asap pabrik, maupun asap kendaraan.
“Kondisi atau tingkat sosial ekonomi juga berpengaruh, kemudian status imunisasi pada balita, tingkat kepadatan anggota keluarga di rumah, dan pola penerapan perilaku hidup bersih dan sehat,” kata dia.
Dinas Kesehatan Lampung melakukan berbagai upaya untuk menekan kasus ISPA di Lampung, diantaranya melalui pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) maupun program pengendalian ISPA lainnya di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Selain itu, Dinkes juga menerapkan kesiapsiagaan pandemi influenza melalui penyusunan rencana kontijensi serta Surveilans Sentinel Influenza Like Ilness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI).
“Tentunya kami juga koordinasi dan kolaborasi lintas program dan sektoral dalam pengendalian faktor risiko,” tuturnya.
Edwin mengimbau masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mengurangi risiko penyakit pernapasan.
“Pakai masker, ventilasi yang baik, terapkan PHBS, datang ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila ada gejala batuk, sukar napas, dan demam,” pungkasnya.
Atika Oktaria