Bandar Lampung (Lampost.co) — Pelaksanaan debat publik pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung tahap kedua mundur dari jadwal. Semula, debat terjadwalkan pada 28 Oktober 2024, namun jadwal mengalami perubahan menjadi 2 November 2024. Sementara sebelumnya, debat kandidat perdana sukses tergelar pada 13 Oktober 2024. Debat merupakan rangkaian dari pilkada serentak 27 November 2024.
Ketua KPU Provinsi Lampung, Erwan Bustami mengatakan, mundurnya pelaksanaan debat dari jadwal semua, tidak ada intervensi dari pihak manapun. Penentuan tanggal debat kedua, murni dari kesepakatan KPU Provinsi Lampung dan tim perumus debat. Mengacu, dari proses evaluasi pelaksanaan debat pertama.
“Agar pelaksanaan lebih baik dari pada sebelumnya,” ujar Erwan, Kamis, 31 Oktober 2024.
Baca Juga :
https://lampost.co/lamban-pilkada/kpu-tak-beri-sanksi-wahdi-qomaru-mangkir-di-debat-kandidat/
Kemudian mundurnya agenda tersebut juga, karena KPU Provinsi Lampung memiliki agenda padat tentang tahapan pilkada. Sehingga waktunya beririsan. Perubahan jadwal juga, sudah disepakati oleh masing-masing liaison officer (LO) pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1 dan nomor urut 2.
“Ini juga sudah beberapa kali kita laksanakan rapat bersama,” katanya.
Sementara itu, untuk pelaksanaan debat pilkada kabupaten/kota. Menurut Erwan, merupakan kewenangan KPU kabupaten/kota masing-masing. “Ditetapkan kabupaten/kota jadwalnya,”katanya.
Membuka Mata
Sebelumnya, Komisioner KPU Lampung Bidang Sosdiklih dan Parmas, Dedi Fernando mengatakan. Debat kedua tergelar pada Sabtu, 2 November 2024 di Novotel Bandar Lampung. Sama seperti lokasi debat pertama.
“Tema debat kali ini terkait hukum, pemerintahan, sosial, dan budaya. Kami berharap bisa tergali pandangan dari paslon, terhadap-isu penting masyarakat,” ujarnya.
Kemudian KPU juga telah menyiapkan panelis dan tim perumus debat. Mereka yakni; Yulianto akademisi kebijakan publik FISIP Unila. Erina Pane akademisi hukum dari UIN Raden Intan Lampung. Kemudian Rudy Lukman akademisi hukum tata negara Unila. Lalu Lince Ana Marpaung akademisi hukum tata negara UBL, dan Asnani akademisi perencanaan wilayah dan kota Itera.
Selanjutnya ia berharap, debat kandidat ini bisa membuka mata para warga Lampung. Agar benar-benar menggunakan hak pilihnya, demi Provinsi Lampung selama lima tahun ke depan. Apalagi, harapannya angka partisipasi pemilih tinggi. Kemudian masyarakat paham mengenai pilkada dan memilih pemimpin berdasarkan visi-misi dan kapasitasnya.
“Agar masyarakat bisa menilai dan memilih pemimpin yang sesuai dengan aspirasi mereka,” katanya.