Kotabumi (Lampost.co): Wanita yang dilaporkan hilang di hutan kawasan TNBBS meninggalkan tiga anak. Ketiga anaknya yang tinggal bersama neneknya itu putus sekolah. Tiga anak korban yakni, Romi Romeldo (17), Novita Sari (10), dan Robiyansyah (6).
Korban Diana Ledia (40) warga Desa Tulung Balak, Kecamatan Tanjungraja, Kabupaten Lampung Utara tidak pulang ke rumah sejak, Selasa, 5 Maret 2024.
Hayani (70), nenek 3 cucu itu, mengatakan akibat ketidakmampuan ekonomi keluarga, terpaksa cucu-cucunya harus putus sekolah. “Maklum saja, selama ini hanya tinggal dengan ibunya yang kesehariannya hanya petani kecil. Sementara bebannya harus mengurusi 3 anak sendiri dengan segala keperluan,” ujarnya, Minggu, 24 Maret 2024.
Hayani mengatakan suami korban meninggalkan korban bersama 3 anaknya sejak 5 tahun silam. “Menanggung, menghidupi 3 anak. “Dua anaknya yang kecil kalau sekolah ya seukuran sekolah dasar (SD). Namun tidak bersekolah, karena tidak mampu ekonominya,” kata Hayani.
Hayani mengatakan anak-anak korban saat ini sering merenung dan murung, bila teringat ibunya. “Hampir sama bang keadaan semua anaknya, terutama yang pertama dan kedua karena sudah mengerti,” kata Hayani.
Dari pengakuan kerabat, Romi, anak pertama korban, sebelumnya telah bekerja di Ibu Kota Jakarta, beberapa tahun belakang akibat putus sekolah. Namun, sejak kejadian ibunya hilang, ia harus pulang dan berhenti bekerja.
Saat ini Romi tinggal dengan adik-adiknya bersama sang nenek di Pedukuhan Tanjung Bulan, Desa Tulung Balak, Lampung Utara.
Sementara itu, Dinas Sosial Kabupaten Lampung Utara berupaya akan memberikan bantuan terhadap tiga anak korban. Ketiga anak korban saat ini hanya mengandalkan belas kasihan keluarga dan kerabat. Sementara tempat tinggal masih berupa gubuk bersama sang nenek.
Pengajuan Bantuan ke Kemensos
Kepala Dinas Sosial Lampura, Gadriyanto Abung mengatakan Dinas Sosial akan berupaya memenuhi kebutuhan tiga anak korban. Antara lain seperti kesehatan dari JKN KIS BPJS Kesehatan dengan pembiayaan melalui anggaan daerah. Bantuan sosial lain seperti Program Keluarga Harapan (PKH), BNPT, dan lainnya.
“Termasuk assement dari Kemensos untuk pendampingan tiga anak putus sekolah itu. Kalau untuk masalah pendidikan, ranahnya ada di Dinas Pendidikan,” kata Gadriyanto di ruang kerjanya, Jumat, 22 Maret 2024.
Dia mengatakan bantuan dari Kementerian Sosial, pihaknya saat ini sedang dalam tahap pengajuan. “Kalau untuk pendampingan, seperti psikolog dan lainnya tergantung hasilnya (assement). Saat ini kita sedang berupaya membantu keluarga yang ditinggalkan, ibunya tersebut,” kata dia.
Dia berharap kepada keluarga yang ditinggalkan untuk dapat bersabar. Sambil menunggu upaya dari pemerintah setempat yang tidak tinggal diam. Dia menegaskan akan memperhatikan warganya yang mengalami kesulitan.
“Kemarin kita telah turunkan tim. Sesuai permintaan keluarga, makanya dihentikan (pencarian wanita hilang di TNBBS). Tapi tidak berhenti di sini. Kami masih berupaya memberikan bantuan lainnya,” tambahnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.