Bandar Lampung (Lampost.co) — Cerita warga Jalan Pagar Alam, Gang Damai, Kelurahan Segala Mider, Kecamatan Tanjung Karang Barat saat rumahnya terkena banjir hampir menghayutkan dirinya.
Budiman Syah (64) menceritakan saat terjadi hujan deras, ia bersama keluarga sedang duduk dalam rumah, padahal sang anak memperingatinya untuk keluar dari rumah.
“Waktu saya mau keluar rumah, tiba-tiba air dari sungai dengan cepat masuk kedalam rumah. Ketika air masuk saya hampir terbawa, tapi untungnya anak saya langsung tarik baju dan saya berhasil selamat,” ujarnya, Selasa, 27 Februari 2024.
Baca Juga: Mengatasi Banjir di Bandar Lampung dengan Perlebar Sungai
Warga gang Damai ini mengatakan meski selamat dari derasnya air sungai Way Balau dengan ketinggian mencapai satu meter. Namun, sebagian rumahnya hancur seketika terbawa arus.
“Alhamdulillah saya bisa selamat, tapi bagian dapur, kamar dan tembok pembatas sungai hancur terkena terjangan air. Bahkan barang-barang yang ada dalam rumah habis semua,” paparnya.
Baca Juga: Warga Tanggamus Tenggelam saat Memancing di Waynipah
Budiman mengungkapkan bahwa baru pertama kali ini air dari sungai sampai masuk dan bahkan merobohkan sebagian rumahnya.
“Air sungai masuk kerumah karena tanggul sungai yang ada dekat sini jebol. Jadi dengan cepat air masuk kedalam rumah,” terangnya.
Menurutnya banjir tak hanya merusak kediamannya saja. Tapi juga merusak rumah tetangganya yang berada tepat bersebelahan dengan sungai.
“Rumah tetangga depan bagian tembok samping juga jembol karena banjir. Itu kejadiannya sekitar pukul 16.30 WIB,” tandasnya.
Penyebab Banjir
Sementara itu, Bandar Lampung menjadi salah satu daerah yang rawan banjir saat musim hujan. Intensitas hujan yang tinggi kerap menyebabkan beberapa titik jalan dan pemukiman warga terendam genangan air. Akibatnya mobilitas masyarakat menjadi terganggu hingga mengalami kerugian materil.
Ahli Hidrologi Universitas Lampung, Prof Dyah Indriana Kusumastuti, menyebut ada tiga sebab Kota Tapis Berseri menjadi daerah langganan banjir.
“Penyebabnya datang dari masalah drainase, daerah resapan air yang minim, dan alih fungsi lahan yang marak,” kata Guru besar Fakultas Teknik itu, kepada Lampost.co, Minggu, 25 Februari 2024.