Metro (Lampost.co) — Pemerintah Kota (Pemkot) Metro menangani kasus stunting dengan melibatkan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD), PKK, GOW, Dharma Wanita, dan pihak lainnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB), Wahyuningsih mengatakan angka stunting di Kota Metro sebanyak 7,1 persen.
Angka ini lebih ini rendah dari target nasional pada tahun ini yaitu 14 persen.
“Penurunan angka stunting dari yang sebelumnya 19 persen turun menjadi 10 persen. Dan sekarang menjadi 7,1 persen,” kata dia, Rabu, 17 Juli 2024.
Wahyuningsih menjelaskan semua terkolaborasi dalam menurunkan stunting ini. “PKK juga punya Posyandu binaan di setiap kelurahan,” jelasnya.
Para kader PKK akan memberikan edukasi kepada ibu yang memiliki batita dan balita agar selalu memperhatikan asupan gizi terhadap anak.
Wahyuningsih menuturkan, DP3PPKB memiliki 390 kader yang tersebar di 22 kelurahan di Kota Metro. Para kader akan memberikan pendampingan kepada remaja sebelum menikah.
Para remaja sebelum menikah akan melakukan cek kesehatan baik tekanan darah, HB, indek masa tumbuh, dan lainnya.
Ini agar nantinya remaja tersebut tidak melahirkan anak stunting.
“Dalam tes kesehatan ini pasangan akan mendapat informasi apakah bisa langsung melaksanakan program hamil atau belum. Kalau dari hasil cek kesehatan ini bagus semua. Boleh setelah menikah langsung program hamil,” ujarnya.
Wahyuningsih menjelaskan tidak hanya masa pra nikah, saat dalam masa kehamilan pun para kader tersebut akan tetap memberikan pendampingan.
Termasuk juga nanti ketika sudah mempunyai anak umur tiga tahun dan lima tahun.