Bandar Lampung (Lampost.co) — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung mencatat selama September 2024 telah terjadi sembilan kali bencana alam.
Kepala BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto mengatakan bencana alam yang terjadi dalam sebulan terakhir bervariatif, mulai dari angin kencang atau cuaca ekstrem hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Pada September 2024 bencana alam yang terjadi di Lampung terdiri dari cuaca ekstrem sebanyak enam kali dan kebakaran hutan dan lahan sebanyak tiga kali,” kata Rudy, Senin, 7 Oktober 2024.
Baca Juga:
Tingkatkan Kewaspadaan, Warga Lampung Barat Diberi Penyuluhan Antisipasi Bencana Alam
Ia memaparkan untuk angin kencang terjadi di Pesawaran sebanyak tiga kali, Tulangbawang Barat satu kali, Lampung Selatan satu kali, dan Way Kanan satu kali. Sementara untuk karhutla terjadi di Mesuji sebanyak dua kali dan Pesawaran satu kali.
“Dari kejadian tersebut telah terjadi sembilan kali bencana yang mengakibatkan 20 unit bangunan rusak dan 20 hektare lahan terbakar dengan taksiran kerugian mencapai Rp55 juta,” katanya.
Menurutnya, dalam bencana alam yang terjadi, setidaknya terdapat dua faktor dampak bencana yang harus masyarakat waspadai, yakni bencana geologi dan hidrometeorologi.
“Bencana alam setidaknya ada dua faktor, untuk geologi itu seperti gempa bumi dan tsunami dan bisa identifikasi. Kemudian untuk hidrometeorologi erat kaitannya dengan pola cuaca,” terangnya.
Menurutnya, untuk bencana alam yang erat kaitannya dengan cuaca cenderung bisa terjadi di semua daerah. Sehingga masyarakat juga untuk mulai meningkatkan kewaspadaannya.
“Misalnya puting beliung itu semua daerah bisa terkena karena dia dipengaruhi oleh faktor cuaca. Karena selama syarat cuacanya terpenuhi maka puting beliung bisa terjadi,” ujarnya.
Karhutla di Perkebunan Sawit
Ia merincikan, pada 8 September terjadi karhutla di perkebunan sawit Mesuji dengan luas yang terbakar 8 hektare. Kemudian 10 September terjadi angin kencang di Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran dan Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan.
Selanjutnya 20 September terjadi karhutla di Kecamatan Padang Cermin, Pesawaran dengan luas lahan 1 hektare. Selain itu pada 21 September terjadi karhutla di Kecamatan Mesuji dengan luas terbakar 11 hektare.
“Lalu 24 September terjadi angin kencang di Kecamatan Gedung Tataan, Pesawaran yang mengakibatkan satu bangunan rusak,” jelasnya.
Kemudian 29 September terjadi angin kencang di Kecamatan Negeri Agung, Way Kanan yang merusak 20 unit bangunan.
Angin kencang juga terjadi di Desa Gunung Katun dan Malay, Kabupaten Tulangbawang Barat serta Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran.
“Dari rangkaian bencana tersebut, kami terus lakukan koordinasi dengan instansi terkait guna mengantisipasi dampak yang timbul akibat dari hujan deras yang mengguyur sebagian daerah di Lampung,” katanya.