Jakarta (Lampost.co): Ibu Kota Nusantara (IKN) menerima hibah dari Amerika Serikat (AS) senilai USD 10,9 juta atau sekitar Rp157 miliar untuk mengembangkan sistem smart city. Dalam proyek itu AS memboyong delapan perusahaan teknologi terkemuka seperti Amazon dan Motorola.
Pembiayaan dari AS ini arahnya untuk proyek pilot pembangunan pusat komando integrasi atau integrated command center. Ini yang akan mengelola sistem kota pintar di IKN Nusantara. Badan Perdagangan dan Pembangunan AS USTDA memboyong teknologi dari delapan perusahaan Amerika.
Baca juga: Pemindahan Pegawai ke IKN Tak Perlu Berbondong-Bondong
“Teknologi perusahaan AS sangat bervariasi. Beberapa mencakup elemen perangkat lunak yang akan mendukung kecerdasan buatan, pengumpulan dan pengelolaan data secara real time dan pengelolaan data saat masuk. Juga akan mencakup komputasi awan yang dibutuhkan, infrastruktur perangkat keras yang dibutuhkan,” kata Direktur Regional USTD untuk Indonesia-Pasifik Verinda Fike.
Hal itu disepakati Pemerintah Indonesia dan AS 39 miliar pada bulan Mei dan Rp119 miliar pada September. Proyek ini didai bersama antara pemerintah dan swasta AS sementara angka yang lebih besar Rp 2 miliar datang dari sektor swasta perusahaan-perusahaan ini adalah nama-nama terkemuka di Negeri Paman Sam yang membawa keunggulan dari industri masing-masing ke depannya Amerika sangat berminat untuk investasi di IKN dalam sektor digital, energi, dan transportasi.
Investasi ke 12 Sektor
Selain dari AS, IKN juga mendapat investasi dari Tiongkok dalam bidang properti, Rusia dalam bidang properti, dan Australia dalam bidang pendidikan. Menurut Otorita IKN investasi sekarang pihaknya fokuskan dalam 12 sektor.
“Dari hunian, kemudian telekomunikasi, transportasi, energi, kemudan pengolahan air, waste management, infrastructure seperti tadi hotel, shopping center, juga ada medical infrastructure, education infrastructure, technology, dan lain sebagainya total ada 12,” tutur Deputi Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono.
Otorita IKN menyebut sudah mengantongi 282 investor baik domestik maupun asing. Untuk investor asing paling banyak dari Tiongkok, Singapura, dan Jepang. Sementara total investasi yang masuk dengan taksiran mencapai Rp9 triliun. Namun tingginya investasi yang masuk menurut pengamat hanya kawasan inti pusat pemerintahan atau KIPP saja yang merasakan manfaatnya. Sementara kota-kota di sekitarnya tidak bisa menikmatinya.
“Buat apa membangun IKN KIPP tapi semuanya terfokus di situ. Sementara tadi Samarinda Balikpapan Bontang hanya jadi penonton.” kata Pengamat tata kota Universitas Trisakti Nirwono Joga.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News