Jakarta (Lampost.co)— Upaya meningkatkan daya adaptasi dunia pendidikan nasional harus konsisten kita lakukan untuk meningkatkan daya saing nasional dalam
mengantisipasi perkembangan global.
“Upaya ekosistem pendidikan nasional kita untuk beradaptasi dengan perkembangan global saat ini harus dilakukan secara konsisten dalam upaya mengatasi sejumlah kendala yang dihadapi,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat , Selasa 25 Juni 2024.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi mencatat ada tiga persoalan mendasar pada pendidikan tinggi di Indonesia. Yaitu ketimpangan akses pendidikan tinggi, ketimpangan dalam hal kualitas dan kurangnya relevansi pendidikan tinggi.
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022 menunjukkan adanya 1,2 juta pengangguran terdidik.
Selain itu terjadi perubahan landscape dunia kerja bahwa ijazah dan gelar akademik tidak lagi menjadi jaminan untuk memperoleh pekerjaan.
Menurut Lestari, sejumlah catatan tersebut harus benar-benar menjadi perhatian para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah. Hal ini agar menghadirkan kebijakan yang mampu mendorong peningkatan daya adaptasi ekosistem pendidikan nasional.
Rerie,berharap semua pihak berperan aktif dalam upaya mengatasi sejumlah kendala yang dihadapi terkait akses. Kualitas hingga relevansi lulusan pendidikan tinggi untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja.
Rerie mendorong sejumlah perbaikan sistem pendidikan dan kualitas tenaga pengajar. Dan juga dosen yang mampu mengakselerasi daya adaptasi ekosistem pendidikan nasional.
Ia berharap dukungan semua pihak dalam mewujudkan sejumlah langkah strategis di sektor pendidikan tersebut.
Karena, tegas Rerie, hanya dengan sumber daya manusia (SDM) yang terdidik dan memiliki keterampilan yang relevan sesuai kebutuhan pembangunan, kita akan mampu menjawab sejumlah tantangan yang datang