Jakarta (lampost.co)–Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensa) menilai publik seharusnya sudah tidak lagi membahas keaslian ijazah Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo, oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menurutnya, memperpanjang polemik ijazah Jokowi hanya akan memperburuk citra Indonesia di mata dunia.
“Kalau pun palsu, ya sudah lah, hanya akan membuat dunia menertawakan Indonesia. Sementara masih banyak permasalahan dalam negeri yang belum selesai,” ujar Hensa kepada wartawan.
Ia sebelumnya membuat polling di akun X pribadinya, @satriohendri, yang mempertanyakan dampak jika ijazah Jokowi dari UGM terbukti palsu.
Dari 5,498 responden, mayoritas (48% atau 2.655 responden) memilih opsi “Dunia tertawakan kita” jika ijazah ini terbukti palsu.
Opsi lainnya mencakup “Jokowi malu” (6,1% atau 335 suara), “UGM Dibubarkan” (22,3% atau 1.226 suara), dan “Jokowi mesti kuliah lagi” (23,3% atau 1.282 suara).
Sudah Mengklarifikasi
Hensa pun melihat, pembahasan isu ini sudah tak perlu lantaran pihak kampus, yaitu UGM, sudah berkali-kali mengklarifikasi ini.
“Tapi entah mengapa, hingga sekarang masih banyak yang menggoreng isu ini, padahal banyak isu yang lebih penting, misal soal korupsi hingga ratusan triliun dan ekonomi negara yang masih belum pasti aman,” ujarnya.
Menurutnya, polemik ijazah Jokowi terus hidup akibat polarisasi politik yang masih tajam di masyarakat.
“Isu ijazah ini cerminan ketidakpuasan sebagian kelompok terhadap Jokowi, meski ia sudah lengser namun pengaruhnya masih besar. Sehingga narasi seperti ini terus hidup menyerang legitimasi kepemimpinannya,” jelasnya.