Jakarta (Lampost.co) — Dokter spesialis obstetri ginekologi konsultan onkologi RSK Dharmais dr. Widyorini Lestari Hanafi Sp.OG (K) Onk menyatakan, semakin sering melahirkan secara normal bisa meningkatkan risiko tertular Human Papillomavirus (HPV).
- Wanita yang menikah muda juga dapat meningkatkan risiko terjangkitnya virus HPV.
- Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menekan risiko virus berubah menjadi kanker serviks.
- Selain vaksinasi, dokter Wini menyarankan untuk menjaga kebersihan organ wanita.
“Karena ada pergerakan dari serviks terbuka untuk lahiran nanti tertutup lagi, jadi mungkin trauma dari serviks. Tapi itu fungsi alami dalam proses persalinan. Tapi ternyata mempengaruhi sel-sel dari serviks, sehingga mudah terkena infeksi dari HPV,” katanya dalam diskusi mengenai kanker serviks di Jakarta, Selasa, 22 April 2025.
Saat melahirkan normal, bayi akan melewati saluran vagina, serviks, atau vulva yang mungkin terdapat virus HPV.
Baca Juga:
Penggunaan Antibiotik Secara Berulang pada Anak Dapat Menimbulkan Masalah Kesehatan
Proses melahirkan normal juga bisa menyebabkan lecet atau luka kecil pada vagina yang dapat menjadi tempat masuknya virus HPV ke dalam tubuh bayi.
Dokter Wini, sapaan akrabnya, mengatakan, memiliki banyak anak terutama melalui persalinan normal semakin memperbesar risiko tertularnya virus HPV.
Selain melahirkan secara normal, wanita yang menikah muda juga dapat meningkatkan risiko terjangkitnya virus HPV. Hal ini karena wanita yang berhubungan seksual aktif di bawah usia 18 tahun masih belum memiliki organ kandungan yang lengkap.
“Faktor risiko memang bukan penyebab, tapi faktor yang bisa menyebabkan dan menambah risiko terjadinya infeksi HPV. Contoh menikah di usia muda karena organ kandungan perempuan belum matang, kedua banyak partner seksual,” ujarnya.
Vaksinasi
Dokter Wini mengatakan, virus HPV tidak dapat kita cegah. Namun ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menekan risiko virus berubah menjadi kanker serviks.
Seperti melakukan vaksinasi bagi anak perempuan mulai dari usia 9-14 tahun. Bagi wanita dewasa di atas 30 tahun dan berhubungan seksual aktif agar melakukan tes HPV dengan pap smear, atau IVA tes, tiga tahun sekali.
Selain vaksinasi, dokter Wini menyarankan untuk menjaga kebersihan organ wanita, terutama saat menggunakan toilet umum dan rajin mencuci tangan sehabis dari toilet.
“Kalau toilet umum namanya virus bisa di mana saja, virus HPV juga bisa di mana saja. Toilet umum hanya suatu media di mana virus ada di situ. Tapi kalau terkena virus itu belum tentu terinfeksi, terinfeksi tetap dari berhubungan seksual,” katanya.