Bandar Lampung (Lampost.co) — Mobil jenis SUV menjadi primadona di pasar mobil bekas Indonesia. Tipe kendaraan itu paling banyak dicari dibanding jenis mobil lain seperti MPV dan hatchback.
Direktur OLXmobbi Indonesia, Agung Iskandar, menjelaskan tren itu terus meningkat seiring kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan serbaguna yang tangguh dan nyaman.
“Data internal kami menunjukkan, SUV menempati posisi teratas pencarian konsumen,” ujar Agung, di ajang GIIAS 2025, Jumat (26/7).
Di sisi lain, mobil listrik bekas belum menunjukkan peningkatan signifikan. Pilihan model mobil listrik di pasar bekas masih sangat terbatas.
Salah satu alasannya karena mobil listrik baru masuk pasar Indonesia sekitar tiga tahun lalu. “Saat ini, jumlahnya masih sedikit dan belum sepopuler mobil hybrid,” ujarnya.
Agung menambahkan, konsumen di Indonesia rata-rata menggunakan mobil selama 3–5 tahun sebelum dijual kembali. “Model mobil listrik baru tersedia dalam jumlah banyak dalam 6 sampai 12 bulan terakhir,” ujarnya.
Akibatnya, persentase mobil listrik di pasar bekas sangat kecil. “Jumlahnya mungkin hanya 0,25% sampai 6,7% dari total unit mobil listrik yang beredar,” jelasnya.
Harga Mobil Listrik Masih Jadi Pertimbangan
Harga jual kembali yang belum stabil juga menjadi alasan utama konsumen ragu memilih mobil listrik bekas. Dia menyebut, harga mobil listrik turun drastis saat model baru diluncurkan.
Hal itu membuat banyak calon pembeli memilih menunggu. “Mirip dengan harga ponsel. Model baru keluar, harga lama langsung turun,” katanya.
Mereka berharap model berikutnya hadir dengan spesifikasi lebih baik dan harga yang lebih kompetitif. “Itulah yang membuat permintaan mobil listrik bekas belum terlalu berkembang,” kata dia.