Menggala (Lampost.co)–Sejumlah warga di Kampung Mesirdwi Jaya, Kecamatan Gedungajibaru, Kabupaten Tulangbawang mendirikan tenda darurat secara mandiri, sebagai tempat tinggal sementara karena rumahnya terendam banjir.
Salah satu warga Kampung Mesirdwi Jaya, Rahmat mengatakan tenda darurat dibuat menggunakan terpal dengan tiang kayu. Tenda itu berdiri di pinggir jalan kampung.
Ia mengatakan pada Sabtu, 10 Februari 2024 pagi rumahnya masih terendam banjir setinggi lutut orang dewasa, atau sekitar 70 centimeter. Tak hanya milik Rahmat, beberapa rumah warga lainnya juga masih terendam banjir hingga saat ini.
“Kalau saat ini baru ada satu tenda yang didirikan itu berada di RT 2 RK 1. Tapi kemungkinan bisa bertambah lagi,” kata dia kepada Lampost.co, Sabtu, 10 Februari 2024.
Rahmat mengatakan warga yang rumahnya terendam banjir sementara tinggal menumpang di kediaman sanak saudara atau warga lain yang tidak tergenang. Namun sebagian memutuskan akan mendirikan tenda darurat.
“Ada juga warga yang ngungsi atau numpang tidur di rumah tetangga yang enggak terendam banjir,” katanya.
Menurut Rahmat, banjir kali ini menjadi bencana terparah sejak 30 tahun ia tinggal di Kampung Mesirdwi Jaya. Banjir terparah tercatat pada tahun 1994 silam.
“Banjir tahun ini kayak tahun 1993 atau 1994, kami baru pertama kali masuk daerah sini. Banjir tahun 2018 saja tidak separah ini. Kalau di jalan poros yang arah masuk ke desa itu malah lebih parah, arus airnya sudah seperti sungai,” katanya.
Warga berharap pemerintah setempat dapat memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir. Selain itu warga juga meminta pemerintah segera bertindak agar banjir tidak kembali melanda Kampung Mesirdwi Jaya ke depannya.
“Banjir sudah berlangsung selama dua hari ini dan ketinggian airnya masih sama kayak kemarin masih stagnan, enggak ada tanda-tanda mau surut,” kata Rahmat.
Putri