Warga Terdampak Banjir di Tulangbawang Butuh Bantuan Air Bersih dan ObatMenggala (Lampost.co)–Warga terdampak banjir di Kampung Mesirdwi Jaya, Kecamatan Gedungaji Baru, Kabupaten Tulangbawang membutuhkan bantuan berupa air bersih dan obat-obatan. Saat ini ketinggian air masih mencapai 70 centimeter.
“Yang kami butuhkan sekarang ini air bersih untuk mandi dan juga obat-obatan atau vitamin,” kata Rahmat, warga Kampung Mesirdwi Jaya, Kecamatan Gedungaji Baru kepada Lampost.co, Sabtu, 10 Februari 2024.
Rahmat mengatakan sejak banjir melanda permukiman, warga terpaksa membeli air bersih isi ulang untuk keperluan sehari-hari seperti memasak. Sementara untuk keperluan mandi dan mencuci, warga mengandalkan tampungan air hujan.
Keadaan itu menurut Rahmat cukup sulit, sebab untuk membeli air bersih isi ulang harus mengeluarkan kocek yang cukup banyak. Ia juga mengaku mulai khawatir dengan keadaan kesehatan warga yang terdampak banjir.
“Kalau mandi pakai air genangan banjir itu bisa kena gatal-gatal, karena kan airnya dari kebun dan air septic tank warga pada meluap. Jadi rawan terserang penyakit, makanya untuk pencegahan itu dibutuhkan air bersih dan obat-obatan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulangbawang, Fathoni mengatakan bahwa bantuan obat-obatan bagi warga terdampak banjir akan dilakukan oleh puskesmas terdekat. Namun ia tidak menjawan detail soal waktu dan jumlah obat yang akan dibagikan kepada warga.
“Di back up oleh semua Puskesmas,” kata dia singkat.
Banjir Rendam Permukiman, Persawahan, hingga Ternak Warga
Kepala Kampung Mesirdwi Jaya, Barisi mengatakan terdapat 192 rumah, 450 hektare sawah, dan beberapa sekolah dasar yang terendam banjir. Banjir di Kampung Mesirdwi Jaya tersebar di empat RT.
“Data sementara ini juga ada 3.500 ekor ayam dan sekitar 30.000 ternak ikan milik warga hanyut terbawa arus banjir,” katanya.
Barisi mengatakan saat ini terdapat satu tenda darurat yang didirikan warga secara mandiri di atas jalan kampung. Ia mengaku, sejauh ini kampung belum mendirikan tenda darurat yang dapat digunakan masyarakat untuk mengungsi.
“Untuk sementara tenda darurat satu titik itu didirikan warga. Kalau yang didirikan pemerintah kampung sampai saat ini belum ada, nanti kalau ada saya kabari,” ujar Basiri.
Putri