Bandar Lampung (Lampost.co): Pusat Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) melaksanakan pengamatan hilal Ramadan 1445 Hijriah, Minggu, 10 Maret 2024. Pengamatan bertepatan pada 29 Sya’ban 1445 H.
Pelaksanaan pengamatan di Kompleks Stasiun Pengamat Bulan (OZT-ALTS) Taman Alat MKG Itera. Pengamatan menggunakan teleskop robotik canggih bernama OZT ALTS, mulai pukul 16.00 WIB.
Teleskop OZT-ALTS merupakan teleskop robotik pemberian bantuan Pemerintah Arab Saudi kepada Itera dan resmi digunakan sejak tahun 2021. Teropong tersebut sebagai pusat pengamatan bulan internasional dan hanya ada 14 buah di dunia, dan salah satunya di kampus Itera.
Teropong OZT- ALTS memiliki spesifikasi refraktor triplet apokromat. Selain itu memiliki penampang garis tengah 152 mm dan panjang fokus 1200 mm. Kemudian detektor kamera CCD monokrom berkecepatan tinggi berfilter inframerah, serta kamera CMOS berwarna.
Selain itu, OAIL juga menyediakan 3 teleskop portable Barride Optics A-102 (diameter 102 mm, fokus 900 mm). Peserta dapat menggunakannya selama kegiatan proses pengamatan hilal.
Untuk keperluan penelitian hilal, OAIL juga melakukan pengamatan tertutup di rooftop Labtek OZT dengan menggunakan teleskop hilal portabel pengembangan dari OAIL (OjanScope dan Utopia-Scope).
Kepala Pusat OAIL, Moedji Raharto, menyampaikan, OAIL telah melaksanakan pengamatan hilal sejak tahun 2017. OAIL menjadi salah satu pusat pengamatan hilal di Indonesia dan selalu berkomitmen untuk tetap melayani permintaan masyarakat mengenai adanya pengamatan hilal di Itera.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga akan mengundang perwakilan dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, beberapa perwakilan dari organisasi masyarakat, serta perwakilan mahasiswa Itera.
Penandaan Hilal
Moedji menjelaskan, hilal menandai penanggalan awal bulan Hijriah dengan terlihatnya (atau terhitung dapat terlihatnya) bulan sabit muda (hilal), pada saat Matahari tenggelam pada tanggal 29 bulan Hijriah. Jika pada tanggal 29 tersebut tidak teramati hilal atau terhitung tidak mungkin teramati, maka penggenapan tanggal pada bulan Hijriah akan menjadi 30 hari.
Dengan menggunakan titik lokasi OZT-ALTS, tim OAIL menghitung bahwa konjungsi toposentrik terjadi pada 10 Maret 2024 pada pukul 17.30 WIB. Pada saat Matahari terbenam di Itera pada pukul 18:15 WIB, Bulan akan berada di horizon barat dengan umur Bulan 0 jam 45 menit.
Dari perhitungan yang dilakukan oleh tim OAIL, ketinggian Bulan pada saat Matahari tenggelam adalah +00°:01′:47″ dan azimut Bulan sebesar +264°:49′:16″, dengan beda azimut-01°:14′:24″ dari lokasi Matahari terbenam, dengan elongasi sebesar +01°:42′:19″.
“Hilal kali ini akan sangat sulit untuk diamati, dan di bawah kriteria visibilitas hilal Neo MABIMS (ketinggian bulan 3 derajat, elongasi 6,4 derajat). Meski begitu, OAIL tetap melakukan pengamatan untuk melakukan konfirmasi apakah hilal dapat dilihat atau tidak,” ujar Moedji melalui keterangan resminya Jum’at, 8 Maret 2024.
Dia menambahkan, dengan ketinggian hilal yang rendah dan di bawah kriteria visibilitas hilal, Kemungkinan ada perbedaan awal ramadan cukup besar.
OAIL akan melaksanakan hasil pengamatan, baik hilal dapat terlihat maupun tidak. OAIL akan melaporkan ke Kementerian Agama sebagai bahan pertimbangan penentuan awal bulan Ramadan 1445, melalui sidang isbat.
Sementara itu, bagi masyatakat umum yang ingin menyaksikan secara langsung pengamatan hilal di Itera, OAIL akan membuka pendaftaran bagi masyarakat. Selain itu, penyiaran proses pengamatan hilal akan secara langsung melalui kanal YouTube dan media sosial resmi OAIL Itera.
“Semoga pengamatan berjalan dengan lancar, dan langit yang cerah dapat menyertai kegiatan ini, serta dapat mengabadikan citra hilal,” tandasnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.