Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi Lampung menetapkan Wan Abdurachman sebagai pahlawan daerah berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Lampung Nomor : G/185/V.07/HK/2025.
Penyerahan SK tersebut bersamaan dengan rapat paripurna istimewa HUT ke-61 Provinsi Lampung 2025 di gedung DPRD Lampung, Selasa, 18 Maret 2025.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal mengatakan penetapan Wan Abdurachman sebagai pahlawan daerah telah melalui proses anjang.
“Penetapan ini melalui proses yang cukup panjang. Menurut kami Wan Abdurachman layak menjadi pahlawan daerah,” katanya, Selasa, 18 Maret 2025.
Ahli waris Wan Abdurachman mengatakan penetapan gelar pahlawan daerah menjadi semangat bagi keluarga dan kado untuk Provinsi Lampung.
“Ini menjadi semangat bagi kami keluarga besar dari ahli waris. Perjuangan beliau ini luar biasa dan salah satu benteng pertahanan Tahura Wan Abdurachman,” katanya.
Pada kesempatan tersebut ia juga berharap agar Provinsi Lampung lebih maju dan berkembang. “Provinsi Lampung harus lebih maju. Kami dari ahli waris mendukung terus demi kemajuan Provinsi Lampung,” ujarnya.
Silsilah
Webiste UIN Raden Intan Lampung, menyatakan Wan Abdurachman lahir di Teluk Betung tahun 1901, buah hati Wan Muhammad Arsyad dan Incik Roffiah.
Ia ialah anak pertama, memiliki empat saudara yaitu Wan Incik Khadijah, Wan Incik Zubaidah, Wan Abdul Somad, dan Wan Affandy.
Ayahnya anak kedua Wan Abbas, diaspora Melayu dari Kesultanan Terengganu abad ke-19. Makamnya berada di Desa Kotajawa Kecamatan Way Khilau, Pesawaran.
Dia termasuk satu dari sedikit tokoh Islam Lampung yang terkoneksi pikirannya dengan Sang Guru Bangsa, Haji Oemar Said Tjokroaminoto.
Sejak masa mudanya, Wan Abdurachman telah membaca ide-ide Tjokroaminoto, terutama ketika ia aktif sebagai anggota Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) di Teluk Betung sejak 1919.
Pada tahun 1930, ia tercatat sebagai Ketua PSII Lampung membawahi 15 cabang PSII di seluruh Keresidenan Lampung.
Wan Abdurachman khatam membaca buku “ideologi” PSII karya Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, yang terbit pada tahun 1924.
Wan Abdurachman sangat peduli terhadap kelangsungan perjuangan PSII.