Bandar Lampung (Lampost.co) — Usaha warung kopi saat ini kian menjamur. Pasalnya, minuman yang identik dengan rasa pahit itu sangat masyarakat gemari. Termasuk bagi Endang Purwaningsih bersama suaminya yang mulai membangun kedai kopi bernama Warkop Waw.
Pasangan itu mengusung produk Kopi Waw dalam bisnis yang berada di Perumahan Gunung Madu, Jalan Turi Raya, Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung.
Endang menjelaskan awal mula Warkop Waw berdiri dari ide suaminya. Kedai itu sekaligus untuk suaminya dapat mensosialisasikan dan menyebarkan manfaat kopi.
BACA JUGA: Antisipasi Pencurian Kopi, Polres Lambar Gelar Operasi Sikat Krakatau Mandiri
Kedai itu menyediakan kopi mulai dari bijinya dan sebagai tempat untuk nongkrong, mengobrol, diskusi, dan konsultasi. “Produk utama Warkop Waw adalah kopi bin dan kopi seduhan,” kata Endang, kepada Lampost.co, Rabu, 15 Mei 2024.
Selain itu, warkop itu menyediakan beberapa jenis kopi Robusta, dan produk paling laris adalah Kopi Waw Kuning. Produk tersebut bermanfaat bagi kesehatan dan terbukti berdasarkan testimoni sejumlah orang yang telah mengkonsumsi, termasuk sang suami.
Manfaat kopi waw kuning mampu mengontrol kadar gula darah dan tekanan darah. Selain itu berguna bagi sistem imun, meningkatkan daya tahan tubuh, melindungi hati dari virus dan penyakit hepatitis.
Menurut dia, produk kopi robusta di Warkop Waw memiliki manfaat yang sama, tetapi cita rasanya berbeda-beda. “Produk best seller kopi Waw Kuning ini healthy karena bermanfaat untuk kesehatan,” kata dia.
Omset Meningkat
Dia menambahkan, usaha tersebut saat ini terus berkembang, khususnya setelah bekerja sama dengan PTPN sejak November 2022. Mereka mendapat pinjaman dari PTPN 1 Regional 7 sekitar Rp30 juta. Dana itu mereka manfaatkan untuk membeli persediaan bahan baku.
Adanya bantuan PTPN membuat persediaan bahan baku yang awalnya terbatas menjadi terpenuhi sehingga menaikkan omset dari sebelumnya hanya 40 sampai 50 persen menjadi 80 persen.
Setelah bantuan dana, PTPN juga memberikan pembinaan dari segi manajemen penjualan dengan membuat laporan per enam bulan ke PTPN.
“Kami berharap pembinaan itu dapat berlanjut dan nilai bantuan bisa bertambah guna membeli persediaan bahan baku yang makin mahal,” kata dia.
(PKL: Salsa Fadilah dan Deswita Embe Antika)