Jakarta (Lampost.co) — Pemerintah telah melakukan impor beras 2,2 juta ton selama Januari hingga Mei 2024. Jumlah itu akan terus meningkat seiring masih adanya rencana impor beras sejak Juni sampai Desember 2024 sekitar 2,1 juta ton.
Pelaksana Tugas Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy, mengklaim penyerapan produksi dalam negeri akan selalu yang utama sebagai persediaan pangan nasional.
Sementara realisasi impor akan menyesuaikan kondisi produksi dalam negeri. “Artinya, jika dapat terpenuhi produksi dalam negeri, impor tidak kami lakukan,” kata Sarwo, mengutip dari Media Indonesia, Jumat, 19 Juli 2024.
BACA JUGA: Stok Beras Lampung 60.423 Ton Hingga Akhir Tahun
Menurut dia, pihaknya terus menyusun neraca pangan nasional Bersama kementerian terkait. Mulai dari Kementerian Pertanian, Kemenko Perekonomian, Bappenas, Badan Pusat Statistik dan instansi lainnya.
Hal itu guna menjamin terpenuhinya kebutuhan pangan 270 juta lebih penduduk Indonesia. Sebab, berdasarkan neraca pangan khususnya beras, terdapat stok awal 4,1 juta ton dengan perkiraan produksi dalam negeri 31,5 juta ton.
“Jumlah 31,5 juta ton dari produksi dalam negeri jika tidak terkena banjir, kekeringan, hama dan penyakit,” ujar dia.
Sementara jumlah ketersediaan beras hingga Desember 2024 bisa menyentuh 39,8 juta ton. Jumlah itu dengan tambahan 4,3 juta ton beras impor dan beras awal 4,1 juta ton. Termasuk, produksi petani 31,5 juta ton.
Angka itu bisa menutupi kebutuhan konsumsi 31,2 juta ton beras masyarakat selama setahun atau 2,6 juta ton dalam sebulan.