Jakarta (Lampost.co) – Penemuan fosil terbaru trilobita mengungkap fakta mengejutkan mengenai sistem penglihatan hewan purba itu. Trilobita, makhluk laut yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu yang ternyata memiliki mata ketiga.
Indra penglihat itu tersembunyi di bawah cangkang kerasnya. Penemuan itu memberi wawasan baru tentang evolusi sistem visual pada makhluk prasejarah.
Selama ini, peneliti mengenal trilobita memiliki dua mata majemuk besar yang mirip dengan mata serangga modern. Namun, Brigitte Schoenemann, seorang ahli paleontologi dari University of Cologne, menemukan fosil terbaru di Jerman.
Fosil itu menunjukkan adanya organ visual tambahan, yakni mata ketiga. Namun, mata yang tersembunyi di bawah cangkang keras membuatnya sulit terdeteksi dalam penelitian sebelumnya.
Analisis mikroskopis mendalam pada fosil tersebut mengungkap adanya struktur yang menyerupai lensa optik di bagian tengah kepala. Struktur itu diyakini sebagai sisa-sisa mata ketiga yang memberikan penglihatan lebih luas bagi trilobita.
Meski mata ketiga itu kemungkinan tidak sekuat dua mata utama trilobita, temuan itu mengindikasikan kemampuan penglihatan lebih kompleks dari perkiraan sebelumnya.
Penemuan itu juga memperkaya pemahaman mengenai evolusi penglihatan pada hewan purba. Mata ketiga pada trilobita itu mungkin serupa dengan organ visual primitif yang dimiliki oleh beberapa spesies modern, seperti reptil dan amfibi, yang menggunakan mata ketiga untuk navigasi dan deteksi cahaya.
Para ilmuwan berharap penemuan itu akan membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut tentang evolusi penglihatan berkembang pada hewan purba.
Keberadaan mata ketiga pada trilobita menjadi bukti kuat sistem penglihatan pada hewan prasejarah jauh lebih maju dari yang perkiraan.
Pakar paleontologi kini berencana untuk meneliti lebih banyak fosil trilobita. Hal itu guna memahami lebih dalam hewan purba itu beradaptasi dengan lingkungannya dan peran penting mata ketiga dalam kehidupan sehari-hari.