Bandar Lampung (Lampost.co) — Saat ini untuk mencari gerai minuman di Kota Bandar Lampung sangatlah mudah. Bahkan di pinggiran jalan, baik jalan utama hingga gang kecil banyak berdiri stan berjualan minuman segar hingga minuman kekinian.
Tak ayal potensi usaha berdagang minuman di pinggir jalan menjadi incaran banyak orang karena peluang dan keuntungannya pun tak main-main.
Seperti Ahya Ali, anak muda yang mengambil waktu senggang saat kuliah ini memanfaatkannya untuk berdagang minuman dingin di lapangan sepak bola Universitas Lampung. Menurutnya ide berjualan ini berawal dari keisengan saja.
Baca Juga:
Ini 4 Minuman Sehat yang Bisa Gantikan Kopi di Pagi Hari
“Awalnya iseng karena punya waktu cukup senggang selepas kuliah. Saya pelajari cara membuat es kopi dengan teknik barista, ternyata bisa dan rasanya juga enak,” katanya, Jumat, 11 Oktober 2024.
Padahal, lanjutnya, untuk modal dan peralatan pembuatan kopi tak memerlukan biaya yang besar. “Modalnya tidak begitu banyak, saya sisihkan dari uang jajan saja. Untuk peralatan hanya gelas plastik, bahan kopi, dan tambahan lainnya,” ujarnya.
Ternyata usaha yang ia lakukan dari coba-coba ini bisa menjadi penghasilan yang cukup menjanjikan. “Lumayan untuk tambah-tambah beli buku kuliah dan tugas-tugas, bahkan ada sisihan juga untuk ditabung,” katanya.
Dengan potensi yang ada tersebut, ia mengatakan tak menutup kemungkinan untuk membuka usaha es kopi lebih besar lagi. “Alhamdulillah hasilnya bisa dirasakan. Jadi saya punya rencana buka usaha lebih besar, minimal ada stand di depan mini market,” harapnya.
Kondisi Cuaca
Terpisah, salah seorang pengusaha es teh yang ada di Jalan Ki Maja, Way Halim mengatakan bisnis usaha es teh yang ia buka berawal dari melihat kondisi cuaca Bandar Lampung yang panas. Sehingga dirinya melihat peluang itu untuk berdagang minuman dingin.
“Awalnya ngerasa cuaca panas cocok banget kalau dagang es teh. Saya beli peralatan di pasar dan bahan teh serta gula kurang lebih modal Rp300 ribu,” kata pemilik usaha es teh jumbo Rp3 ribu, Kamil.
Menurutnya dengan modal yang murah, bukan berarti dirinya tak dapat keuntungan. “Sehari bisa habis 50 sampai 100 cup, kalau panas banget cuacanya bisa sampai 200 cup, semakin panas cuaca justru semakin laris,” ungkapnya.
Untuk menarik pelanggan, ia tetap menjaga kualitas dengan tak menambahkan campuran kimia. “Bahannya cukup teh sama gula saja, saya tidak pakai pemanis apa-apa, karena ikutan minum juga jadi alami,” ujarnya.
“Tua, muda, semua suka es teh. Rasanya simple, manis dan khas, jadi segar kalau diminum saat cuaca sedang panas. Ide berjualan ini memang sangat menjanjikan karena mudah sekali,” katanya.
Jangan Berlebihan
Kendati mudah masyarakat dapatkan, konsumsi minuman manis yang mengandung gula juga tidak bisa terlalu banyak atau terlalu sering. Ahli gizi, Tutik Ernawati mengatakan bila suka konsumsi es kopi, tidak ataupun kita tambahkan gula tetap akan memberikan dampak.
“Minuman kopi atau teh baik dengan gula ataupun tidak bisa menimbulkan beberapa dampak bagi orang yang sensitif dengan kafein,” kata dia.
Dampak adalah denyut jantung menjadi meningkat, sulit berkonsentrasi, dan adrenalin secara otomatis menjadi naik.
“Kopi bukan asupan esensial buat kebutuhan tubuh. Selain itu juga tiap orang punya sensitivitas yang tidak sama terhadap kafein. Jadi jangan disamakan dan konsumsi berlebihan,” katanya.
Terlebih gula yang tercampur ke dalam es kopi juga mendatangkan beberapa risiko bagi kesehatan. “Sesuatu yang berlebihan juga tidak baik. Jadi akan sangat baik bila konsumsi minuman kopi atau manis tidak terlalu sering,” ujarnya.