Bandar Lampung (Lampost.co) — Perencanaan keuangan menjadi hal penting bagi anak muda di tengah kondisi ekonomi yang serba tidak pasti. Kebutuhan hidup yang terus meningkat menuntut generasi muda untuk bijak dalam mengatur penghasilan agar tetap memiliki cadangan dana di masa depan.
Salsabila (24), owner bisnis UMKM di Bandar Lampung, menuturkan mulai belajar lebih disiplin memisahkan pengeluaran usaha dan kebutuhan pribadi.
“Dulu uang dari usaha sering langsung terpakai untuk belanja hal-hal yang sebenarnya tidak penting. Sekarang aku belajar membagi, sebagian untuk kebutuhan operasional, sebagian lagi untuk tabungan,” ujar Salsa.
Ia mengaku, konsistensi menjadi tantangan utama. Walaupun menyusun catatan keuangan, masih ada godaan belanja atau ajakan nongkrong yang membuat pengeluaran membengkak.
“Kadang bikin catatan, tapi tetap kecolongan. Ada saja kebutuhan tambahan, apalagi kalau lihat diskon di marketplace,” kata dia.
Senada, Lola (25), seorang freelancer, yang berusaha menyisihkan penghasilannya dari proyek yang ia kerjakan meski jumlahnya tidak menentu.
“Biasanya setiap kali ada pemasukan langsung pisahkan sebagian untuk tabungan. Tapi, penghasilan freelancer enggak tetap sehingga kadang tabungan itu terpakai lagi untuk kebutuhan mendesak,” tuturnya.
Ia menilai, anak muda kerap terjebak pada gaya hidup sosial yang membuat sulit konsisten dalam merencanakan keuangan. “Kalau lihat teman liburan atau beli barang baru, rasanya pengen juga. Tapi, aku coba belajar tahan diri, fokus ke kebutuhan utama dulu,” pungkasnya.